kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor Hulu Migas Andalkan Lima Strategi untuk Mendongkrak Produksi


Selasa, 12 Juli 2022 / 10:11 WIB
Sektor Hulu Migas Andalkan Lima Strategi untuk Mendongkrak Produksi
ILUSTRASI. Lapangan migas lepas pantai di Indonesia


Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor hulu migas bakal mengandalkan lima strategi dalam upaya menjaga produksi jangka pendek, menengah dan panjang. Adapun, lima strategi ini merupakan rekomendasi yang dihasilkan dari kegiatan CEO Forum ke-2 tahun 2022 yang dilakukan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang dihadiri oleh para CEO Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan, rekomendasi yang ada mencerminkan kebutuhan riil dari industri hulu migas.

“CEO Forum hari ini berjalan dengan baik dan menunjukkan CEO KKKS berada pada perahu yang sama dan memiliki arah yang sama, sehingga baik SKK Migas maupun KKKS sama-sama mencari cara untuk meningkatkan kinerja industri hulu migas untuk pencapaian target jangka pendek maupun jangka panjang di 2030. Kami berharap para pemangku kepentingan memberikan dukungannya untuk merealisasikan rekomendasi tersebut,” kata Dwi dalam keterangan resmi, Selasa (12/7).

Dwi melanjutkan, kelima rekomendasi ini diharapkan meningkatkan kinerja hulu migas nasional untuk mencapai target jangka pendek tahun 2022 dan 2023 maupun target jangka panjang 2030.

Baca Juga: SKK Migas Dorong KKKS Pacu Produksi dan Lifting Migas di Tengah Lonjakan Harga

Kelima rekomendasi ini pun sebagai upaya  mencapai target produksi minyak dan gas dalam jangka pendek dan target jangka panjang 2030 yaitu produksi 1 juta BOPD minyak bumi dan 12 BSCFD.

Pertama, melakukan inventarisasi upaya-upaya jangka pendek (dalam 3 bulan) peningkatan produksi migas (kuantitatif per jenis upaya). Kedua, melakukan pengkajian cost and benefit upaya peningkatan produksi yang massif, agresif dan efisien, serta beberapa dampaknya terhadap produksi.

Ketiga, melakukan upaya peningkatan produksi, khususnya untuk program Filling The Gap. Keempat, melakukan pendalaman mekanisme EOR (jika dapat diimplementasikan) terkait pemetaan potensi pengembangan baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk variasi jenis chemical yang dapat dipergunakan.

Kelima, menyiapkan WP&B 2023 secara massif, agresif dan efisien sesuai dengan komitmen-komitmen kepada Pemerintah (KKP dll) dan Long Term Planning.

“Saat ini kita sudah memiliki buku panduan harga migas Semester I dan saya berharap sudah dipergunakan untuk membantu perencanaan dan operasional komersialisasi migas sehingga akan didapatkan tingkat efisiensi yang lebih tinggi dan optimalisasi penerimaan negara dan KKKS,” terang Dwi.

Baca Juga: Harga Migas Melonjak, SKK Migas: Kesempatan Bagi KKKS Pacu Produksi dan Lifting Migas

Lebih lanjut Dwi menyampaikan, momentum kenaikan harga migas tidak serta merta mendorong kenaikan investasi migas. Tercatat, investasi migas baru mencapai US$ 4,8 Miliar.
Untuk itu, dengan disepakatinya 5 rekomendasi, serta semangat para pimpinan KKKS pada CEO Forum ini, pihaknya pun optimis di sisa tahun 2022 akan ada perbaikan kinerja yang signifikan.

"Saya menyampaikan apresiasi atas apa yang kita capai pada pertemuan ini, namun saya meningkatkan bahwa ini baru langkah awal saja, maka implementasinya menjadi paling utama. SKK Migas akan melakukan pemantauan atas kesepakatan dalam CEO Forum 2022," tegas Dwi.

Dwi menambahkan, Forum CEO 2022 mendapatkan apresiasi dari para pimpinan tertinggi/CEO KKKS. Ini nampak dari tingkat kehadiran maupun kontribusi dari para CEO tersebut.  Hal-hal yang menjadi perhatian para CEO Hulu Migas antara lain adalah penguatan institusi hulu migas untuk memberikan kepastian hukum dan investasi, terkait upaya penanganan unplanned shutdown, yang juga menjadi perhatian adalah bagaimana recovery paska pulihnya kembali operasi hingga bagaimana menutupi produksi yang hilang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×