kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sektor industri consumer goods masih optimistis tumbuh di tengah ancaman virus corona


Selasa, 17 Maret 2020 / 07:00 WIB
Sektor industri consumer goods masih optimistis tumbuh di tengah ancaman virus corona


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kecemasan wabah virus corona, sektor industri consumer goods (barang konsumsi) berpeluang tumbuh di awal tahun ini. Aksi panic buying dan penuhnya toko ritel ditengarai dapat mengerek kinerja para produsen consumer goods.

PT Kino Indonesia Tbk (KINO) misalnya, beberapa produknya mengalami lonjakan permintaan di awal tahun ini khususnya segmen hiegene. "Kenaikan permintaan hand sanitizer cukup tinggi, beberapa kali lipat dari biasanya, namun memang sebelumnya relatif low base," sebut Budi Muljono, Direktur Keuangan KINO kepada Kontan.co.id, Senin (16/3).

Baca Juga: Mulai besok Anies kembalikan jam operasional Transjakarta, MRT dan LRT, tapi...

Lebih lanjut ia bilang, perusahaan akan memaksimalkan utilisasi dari produk hand sanitizer ini untuk memenuhi permintaan masyarakat yang masih sangat tinggi. Adapun untuk proyeksi bisnis di kuartal pertama tahun ini, KINO cenderung berhati-hati.

Sebab kata Budi, awal tahun ini selain dihadapkan virus corona adapula tantangan mulai dari banjir di Jakarta dan bertambahnya hari libur. Secara umum pasar consumer goods menurut manajemen berpotensi menurun atau cenderung flat.

Meski demikian, perusahaan masih optimistis memperoleh pertumbuhan yang sudah sempat ditargetkan awal tahun ini. Yakni KINO memproyeksikan kenaikan pendapatan bersih 15% dan laba bersih 15% di tahun 2020 ini.

Sementara itu produsen obat herbal, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) juga turut merasakan kenaikan permintaan di beberapa produknya. "Memang permintaan terhadap Tolak Angin bertambah," sebut David Hidayat, Direktur Utama SIDO kepada Kontan.co.id, Senin (16/3).

Baca Juga: Blue Bird (BIRD) masih memantau dampak penyebaran virus corona

Sayangnya manajemen tak memberikan detil kenaikan tersebut. Soal apakah ada kemungkinan menaikkan kapasitas produksi, menurut David keberadaan lini produksi pabrikan saat ini sudah lebih dari cukup.

"Sebab kami baru tambah kapasitas nya tahun lalu," katanya. Seperti yang diketahui, SIDO baru saja menambah pabrik dengan kapasitas produksi hingga 180 juta pieces per bulannya.

Mengenai target pertumbuhan tahun ini, David bilang perusahaannya membidik angka yang konservatif. "Pertumbuhan bisnis yang di targetkan  tahun 2020 masih tetap 10%. Untuk kuartal satu ini  masih belum closed ya," ungkapnya.

Sedangkan produsen obat dan multivitamin, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) cenderung berhati-hati dalam memandang bisnis di awal tahun ini. Untuk produk barang konsumsi seperti multivitamin saja belum ada terlihat lonjakan permintaan.

Baca Juga: Catat, tanpa indikasi virus corona, biaya tes tidak ditanggung pemerintah

"Perkembangan penjualan vitamin masih dimonitor terus dan belum ada pertumbuhan yang naik signifikan," sebut Vidjongtius, Direktur Utama KLBF kepada Kontan.co.id, Senin (16/3). Adapun di tahun ini perseroan masih mengusahakan pertumbuhan bisnis kisaran 6%-8%.

Perusahaan akan memaksimalkan pasar dalam negeri lewat berbagai macam portofolio produknya. Serta di ranah ekspor, perseroan juga tengah menjajaki produk minuman Hydrococo di beberapa wilayah seperti Dubai, Timur Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×