Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Karena itu, pada pemerintahan periode kedua, Kemenperin harus bekerja keras mendorong industri manufaktur, supaya dari sisi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan PDB bisa semakin besar.
Baca Juga: Manufaktur Amerika sedang sakit, dan perang dagang hanya salah satu faktornya
Stimulus fiskal dan non fiskal sama-sama penting dilakukan pemerintah untuk terus mendorong industri manufaktur di Indonesia. Kuncinya, ada pada stimulus yang spesifik dan berorientasi pada ekspor.
Uchok mengingatkan, saat ini yang masih tumbuh membaik industri berbasis konsumen seperti makanan minuman, komunikasi dan otomotif. Karena itu, ia menyarankan agar pemerintah juga mulai untuk fokus pada sektor industri yang berbasis bahan baku domestik.
"Seperti hilirisasi komoditas mentah, sehingga nilai tambahnya srmakin tinggi" ujar Uchok.
Sementara ekonom CORE Piter Abdullah menambahkan, pertumbuhan industri manufaktur Indonesia memang masih positif dan relatif stabil di kisaran 5% karena industri manufaktur dalam ngeri tidak sepenuhnya berorientasi ekspor dan pasarnya tidak banyak terganggu oleh dinamika global.
Namun, kata Piter, pemerintah terutama Kemenperin perlu terus berupaya melindungi industri dalam negeri terkait masuknya barang pesaing dari luar negeri, dan memastikan kepastian tersedianya barang-barang input untuk setiap industri.
Baca Juga: Duh, Perlambatan China Makin Menekan Ekonomi RI premium
Kemenperin mencatat, PDB dari sektor manufaktur Indonesia mencapai Rp565 triliun pada kuartal II/2019, meningkat dibanding perolehan di kuartal I/2019 yang sebesar Rp555 triliun.
Capaian kuartal kedua tersebut tertinggi, karena rata-rata PDB manufaktur Indonesia per kuartal adalah sekitar Rp468 triliun dari periode 2010-2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News