kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Selain harga gas, industri keramik juga antisipasi produk impor


Selasa, 18 Agustus 2020 / 18:30 WIB
Selain harga gas, industri keramik juga antisipasi produk impor
ILUSTRASI. Pekerja sedang melakukan proses pembuatan keramik di Plant II PT Arwana Citra Mulia Tbk (ARNA) yang berlokasi di Serang, Banten. KONTAN/Agung Hidayat


Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi

Dalam catatan Kontan.co.id, Kementerian Perdagangan telah menyampaikan rekomendasi untuk mengeluarkan India dan Vietnam dari daftar negara yang mendapat pengecualian pengenaan safeguard pada lampiran Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 119/PMK.010/2018 tentang pengenaan BMTP terhadap impor produk ubin keramik pertengahan Februari 2020 lalu.

Asaki menilai langkah yang diambil terbilang lamban dan tak seiring dengan semangat Presiden Joko Widodo untuk mengurangi defisit serta perlindungan dan penguatan industri dalam negeri.

Baca Juga: Bangkit dari pandemi Covid-19, Fabelio ekspansi ke tiga kota tahun ini

Eddy melanjutkan, pihaknya memproyeksi dampak pandemi covid seharusnya menekan angka impor sejak Maret 2020 ke level 15% sampai 20% seperti penjualan keramik dalam negeri. Namun kenyataannya volume impor keramik dari India justru meningkat year on year.

"Malah India meningkat 57% yoy dengan volume 9,47 juta m2 dibanding semester 1 2019 sebesar 6,05 juta m2," pungkas Eddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×