Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri kreatif tanah air tengah mengalami tekanan di tengah pandemi Covid-19, termasuk bagi yang bergerak di bidang perfilman seperti PT MD Pictures Tbk (FILM).
Perseroan pun menyiapkan berbagai strategi sebagai upaya peningkatan kinerja di tengah pandemi yang berdampak pada penutupan bioskop.
Direktur Utama MD Pictures Manoj Dhamoo Punjabi menjelaskan, pembukaan bioskop yang ditunda tidak menghambat laju perencanaan produksi FILM. FILM sudah memulai shooting beberapa film baru yang akan rilis di bioskop kisaran semester I-2021.
"Selama pandemi, FILM tidak tinggal diam bahkan melakukan ekspansi kreasi serta mengembangkan sayap dalam bentuk produksi film seri yang akan ditayangkan di platform OTT," ujar Manoj kepada kontan.co.id, Selasa (18/8).
Baca Juga: Terimbas Covid-19, laba MD Picture (FILM) bisa turun lebih dari 75% di kuartal I-2020
Manoj mengatakan, FILM melihat adanya peluang besar di masa pandemi sehingga FILM bergerak cepat untuk membangun ekosistem yang terstruktur dan efisien untuk menghasilkan berbagai macam produksi film yang dapat ditayangkan di bioskop dan juga di platform OTT.
FILM sedang mendekati aplikasi streaming digital. Dia pun optimistis dengan kinerja perseroan walaupun bioskop masih tutup hingga saat ini.
“Kami adalah penyedia konten yang memiliki kesempatan berbeda. Aplikasi digital akan menjadi besar, ke depan akan cerah sekarang susah sedikit saja,” katanya.
Manoj tidak menampik penutupan bioskop telah memberikan kerugian bagi perseroan. Hal itu terlihat kerugian yang dialami oleh PT MD Pictures Tbk (FILM) sepanjang semester I 2020.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perusahaan melalui keterbukaan informasi, terlihat bahwa MD Pictures mengalami kerugian pada semester I 2020 hingga Rp 33,62 miliar. Padahal, pada periode sama tahun lalu, perusahaan mampu membukukan laba bersih senilai Rp 21,09 miliar.
Segmen layar lebar menyumbang Rp 17,27 miliar atau 58,84% total pendapatan. Sementara itu segmen digital hanya Rp 257,01 juta. Meski demikian, Manoj menegaskan porsi penjualan digital akan semakin diperbesar.
“Kami mau mengejar pasar digital. Kami ubah strategi. Launching film baru bisa jadi di platform digital dan pasti terjadi,” katanya.
Meruginya rumah produksi tersebut sejalan dengan penjualan yang hanya Rp 56,79 miliar sepanjang semester I 2020. Penjualan anjlok hingga 49,24% dibandingkan dengan periode enam bulan pertama tahun lalu.
Baca Juga: Masih ingat cerita KKN di Desa Penari? MD Picture rilis cuplikan filmnya
Penurunan penjualan tersebut karena penjualan film layar lebar pada semester I 2020 anjlok hingga 62,35%. Tahun lalu, MD Pictures bisa menjual film layar lebar senilai Rp 45,95 miliar, sedangkan tahun ini hanya bisa menjual senilai Rp 17,3 miliar.
Penjualan film secara digital juga turun signifikan. Pada semester I 2020 penjualannya hanya senilai Rp 19,64 miliar, turun hingga 54,53% dibandingkan dengan semester I 2019 dimana MD Pictures berhasil menjual film secara digital mencapai Rp 43,2 miliar.
Secara total, penjualan film oleh MD Pictures baik melalui digital, layar lebar, maupun stasiun televisi pada semester I 2020 senilai Rp 42,45 miliar. Catatan tersebut anjlok hingga 53,7% dari semester I 2019 Rp 91,7 miliar. Padahal, penjualan film merupakan penyokong utama total penjualan perusahaan.
Tidak hanya itu, penjualan MD Pictures juga anjlok dari bisnis sewa bangunan pada enam bulan pertama tahun ini yang hanya Rp 10,71 miliar. Padahal tahun lalu, mampu membukukan penjualan mencapai Rp 20,18 miliar, yang artinya terjadi penurunan 46,9%.
Meski begitu, perusahaan melakukan inovasi bisnis di tengah pandemi Covid-19 ini dengan menyewakan peralatan shooting. Pada semester I 2020, perusahaan mampu membukukan pendapatan senilai Rp 3,61 miliar dari penyewaan alat, padahal tahun lalu tidak sepeser pun menerima pendapatan dari sewa alat.
Tekanan juga terjadi pada beban pokok penjualan yang senilai Rp 57,49 miliar. Alih-alih turun, beban pokok penjualan ini justru naik 14,86% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 50,05 miliar.
Beban usaha yang harus ditanggung oleh MD Pictures pada semester I 2020 senilai Rp 40,27 miliar. Catatan tersebut mampu turun 10,67% dibandingkan beban usaha pada semester I 2019 yang sebesar Rp 45,08 miliar.
Manajemen MD Pictures mengatakan bahwa pandemi virus Covid-19 mempengaruhi aktivitas operasional perusahaan, di mana perusahaan menghentikan sebagian besar aktivitas produksi dan promosi.
Baca Juga: Gunakan sisa dana IPO, ini fokus ekspansi MD Pictures (FILM) tahun ini
"Selain itu terjadi penurunan pendapatan dikarenakan perusahaan tidak dapat menjual film layar lebar yang sudah siap untuk ditayangkan karena bioskop-bioskop ditutup untuk sementara," kata manajemen dalam laporan keuangan.
Sebagai informasi, perseroan memiliki 5 film dengan berbagai genre di dalam pipeline. Selain itu, Manoj menambahkan pada semester II/2020 kinerja perseroan akan pulih. Pasalnya permintaan terhadap film baru sangat tinggi.
“Saat ini semua orang ingin sekali menonton film sayang saja bioskop tutup. Kuartal II memang jelek, tapi kuartal setelahnya pasti akan membaik,” ujar Manoj.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News