Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
Strategi di 2021
Dari sisi kinerja keuangan, pada tahun lalu Waskita mencatatkan nilai kontrak baru sebesar Rp 27 Triliun. Kontrak baru tersebut terdiri dari proyek Infrastruktur Konektivitas 43%, proyek infrastruktur sumber daya air 8%, proyek Gedung 13%, proyek EPC 27%, serta kontrak yang diperoleh anak perusahaan 9%.
Namun secara keseluruhan, WSKT membukukan kinerja keuangan yang cukup muram sepanjang tahun lalu. Terpukul pandemi covid-19, WSKT berbalik mencatatkan kerugian hingga Rp 7,38 triliun setelah pada tahun sebelumnya mampu mencetak laba sebesar Rp 938,14 miliar.
Kerugian itu seiring dengan anjloknya pendapatan WSKT hingga 48,42% menjadi Rp 16,19 triliun. Beban pinjaman WSKT pada tahun lalu juga melonjak, mencapai Rp 4,74 triliun atau naik 31% dibandingkan tahun 2019.
Pada tahun ini, WSKT menargetkan nilai kontrak baru sebesar Rp 26 Triliun. 80% dari target tersebut terdiri dari proyek yang berasal dari pasar eksternal dan hanya 20% yang merupakan proyek investasi.
Dalam catatan Kontan.co.id, WSKT sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk memperbaiki kinerja di tahun ini. Yang jelas, Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono memastikan bahwa pihaknya tidak akan meninggalkan proyek investasi infrastruktur seperti jalan tol. Namun porsinya akan dibatasi dan Waskita akan mengincar porsi kepemilikan minoritas bersinergi dengan investor infrastruktur lain.
Untuk mengendalikan beban bunga, Waskita juga akan melepas ruas-ruas tol yang telah selesai pembangunannya. Tahun ini, Waskita menargetkan pelepasan 8 hingga 9 ruas tol dengan target total nilai transaksi sekitar Rp 10 Triliun.
Dengan pelepasan ruas di tahun ini, ditargetkan Waskita dapat melakukan dekonsolidasi utang mencapai Rp 17 triliun – Rp 18 Triliun. “Selain melalui dekonsolidasi, Waskita juga akan menggunakan hasil divestasi untuk pembayaran kewajiban kepada kreditur.” tutur Destiawan.
Manajemen Waskita menggunakan beberapa skema transaksi seperti penerbitan instrumen ekuitas, skema tukar saham (shareswap), dan skema penjualan langsung untuk memastikan divestasi dapat terlaksana tepat waktu.
Terbaru, WSKT kembali melakukan divestasi dua ruas tolnya yaitu Semarang-Batang dan Cinere-Serpong dengan total transaksi sebesar Rp 2,06 triliun. WSKT mendivestasi dua ruas tolnya kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dengan dua transaksi yaitu konversi saham (share swap) dan tunai.
Sekretaris Perusahaan WSKT Ratna Ningrum mengungkapkan hingga saat ini Waskita Karya dan investor dalam maupun luar negeri telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat untuk divestasi tiga ruas tol yaitu Batang-Semarang, Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi dan Cinere-Serpong.
"Adapun total nilai transaksi untuk tiga ruas tersebut mencapai Rp 4,3 triliun. Finalisasi transaksi diharapkan dapat diselesaikan pada akhir bulan ini," kata Ratna kepada Kontan, Selasa (13/4).
Waskita Karya menargetkan pelepasan sembilan ruas tol pada 2021, baik melalui INA maupun divestasi kepada investor lainnya. Perkiraan total nilai divestasi mencapai Rp 10 triliun - Rp 11 triliun. Dengan divestasi, Waskita Karya juga diproyeksikan dapat meningkatkan kapasitas pendanaan melalui dekonsolidasi utang sekitar Rp 20 triliun.
Selanjutnya: Waskita Karya (WSKT) kembali divestasi dua ruas tolnya, ini rekomendasi analis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News