Reporter: Resya Nugraha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) hingga saat ini gencar untuk melakukan sertifikasi pada pengusaha perkebunan sawit di Indonesia. Pada 2019 jumlah sertifikasi bertambah dari 453 menjadi 502 sertifikasi.
Ketua Sekretariat Komisi ISPO Azis Hidayat mengatakan, sertifikasi ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari pengelolaan perkebunan sawit di Indonesia.
"Dampaknya meningkatnya daya saing sawit Indonesia dan diakui di pasar Internasional," jelasnya dalam acara 3rd International Conference and Expo on Indonesia Sustainable Palm Oil (ICE-ISPO) di Jakarta, (28/3).
Ia juga menjelaskan, penilaian ini tidak hanya dilakukan sebatas bentuk sertifikasi. "ISPO juga sebagai alat kontrol sistem pelayanan publik pemerintah, tidak sekadar sertifikasi," jelas Azis.
"Hingga saat ini, sudah ada 722 pelaku perkebunan sawit yang ikut sertifikasi ISPO, yang sudah verifikasi 569 laporan, sedang verifikasi 14 laporan, belum verifikasi 23 laporan, sudah terbit sertifikasi 502 laporan, belum ditanggapi 7 laporan dan yang ditunda 60 laporan," tambahnya.
Menurutnya Azis, ISPO menargetkan seluruh pengusaha perkebunan sawit akan tersertifikasi pada 2022. "Target jangka panjang itu kami harapkan 2022 sudah tersertifikasi semua," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News