Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren peningkatan harga batubara rupanya tak membuat PT Semen Baturaja (Persero) Tbk happy. Produsen semen tersebut harus menanggung kenaikan biaya produksi. Makanya, mereka berencana memperkuat sumber energi sendiri.
Hitung punya hitung, komponen batubara mencuil porsi 30%–40% terhadap total biaya produksi. "Jadi perlu corporate action untuk mengurangi biaya ketergantungan tadi," kata Ruddy Solang, Sekretaris Perusahaan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk kepada KONTAN, Rabu (14/2).
Adapun target lokasi akuisisi tambang batubara Semen Baturaja di Sumatra Selatan. Tak heran karena basis produksi perusahaan berkode saham SMBR di Bursa Efek Indonesia tersebut memang di sana.
Sejauh ini, Semen Baturaja hanya mengincar satu lokasi pertambangan. Mereka sengaja menyiapkan dana belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 300 miliar untuk memuluskan rencana.
Saat ini Semen Baturaja sedang mempersiapkan sejumlah opsi pendanaan capex 2018. Alternatifnya seperti pinjaman perbankan, medium term notes (MTN), penerbitan saham baru atau rights issue, surat utang atau opsi pendanaan lain.
Semen Baturaja belum membeberkan profil tambang batubara yang akan diakuisisi. Jadi, belum ketahuan potensi sumber daya maupun cadangan batubaranya.
Yang pasti, kepemilikan tambang di Sumatra Selatan kelak tak lantas menghentikan belanja batubara Semen Baturaja. Perusahaan pelat merah tersebut tetap akan membeli batubara dari PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Alasannya, kontrak kerjasama jual-beli sudah berlangsung lama.
Menurut informasi dalam laporan keuangan 2017, Semen Baturaja beberapa kali memperbarui kontrak perjanjian pembelian batubara dengan Bukit Asam. Terakhir tanggal 31 Mei 2017, keduanya sepakat meneken kontrak untuk tiga tahun atau sampai 31 Mei 2020.
Tahun lalu, Semen Baturaja sepakat membeli batubara Bukit Asam BA-55 sebanyak 118.000 metrik ton 10% dan BA-45 sebanyak 196.000 metrik ton 10%. Penetapan harga batubara dituangkan dalam berita acara setiap triwulan yang merupakan bagian dari perjanjian.
Membangun pabrik
Selain akan mengakuisisi tambang batubara, Semen Baturaja mempersiapkan pembangunan Cement Mill & Packing Plant di Jambi. Total kopral nilai investasi dari dua agenda bisnis tersebut mencapai Rp 629,5 miliar.
Hingga kini, Semen Baturaja masih mengawal izin pembangunan proyek. "Saat ini pabrik di Jambi dalam proses finalisasi perizinan teknis seperti analisis dampak lingkungan (AMDAL) dan lainnya," terang Ruddy.
Hingga akhir tahun 2018, Semen Baturaja mengejar volume penjualan 2,75 juta ton semen. Prognosa penjualan semen mereka tahun lalu sebanyak 1,76 juta ton.
Kalau target volume penjualan terpenuhi, Semen Baturaja bisa mengantongi nilai penjualan hingga Rp 2,57 triliun. Dari penjualan itu, mereka berpotensi mengantongi laba Rp 211 miliar.
Perlu diketahui, tahun 2017 Semen Baturaja mencatatkan penurunan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih, 43,40% year on year (yoy) menjadi Rp 146,64 miliar. Padahal pendapatan mereka masih tumbuh 1,97% menjadi Rp 1,55 triliun.
Memang, beban pokok penjualan Semen Baturaja tahun lalu mendaki 6,93% menjadi Rp 1,08 triliun. Bahan baku dan penolong adalah komponen terbesar beban pokok penjualan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News