Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - Di saat pasar semen kelebihan suplai (over supply) dan banyak produsen berbondong-bondong menyasar ekspor, hal yang berbeda di tempuh oleh PT Semen Baturaja Tbk (SMBR).
Produsen semen yang berbasis di Sumatera bagian selatan (Sumbagsel) ini menopangkan bisnisnya pada penjualan domestik, khususnya di kawasan sekitar pabrik.
“Kami utamakan kebutuhan pasar local, lagipula harga jualnya masih lebih baik dari ekspor,” ujar Rum Hendarmin, Sekretaris Perusahaan SMBR kepada KONTAN (3/9). Pasar local tersebut meliputi Sumatera Selatan, Lampung dan Jakarta.
SMBR tidak alergi untuk melakukan ekspor. Namun pertimbangan bisnis dan efisiensi menjadi tolok ukur untuk mempenetrasi pasar luar negeri. “Kemungkinan ekspor kalau harga cocok,” kata Rum.
Saat ini SMBR tengah gencar melakukan penetrasi ke pasar Jambi dan Bengkulu. Berdasarkan laporan keuangan semester satu, penjualan di kedua provinsi tersebut mengalami pertumbuhan 52%, dari Rp 21 miliar menjadi Rp 32 miliar.
Sementara pasar Sumbagsel dan Jakarta terperosok 5% menjadi Rp 595 miliar.
“Pasar tersebut (Lampung dan Bengkulu) bisa kami isi sesuai kapasitas pabrik kami saat ini,” terang Rum. SMBR diketahui menambah satu lini produksi yakni pabrik Baturaja II berkapasitas 1,85 juta ton per tahun.
Rencananya pabrik mulai beroperasi pada Oktober tahun ini dan melengkapi kapasitas terpasang SMBR menjadi 3,85 juta ton per tahun. Adapun sampai akhir 2017, SMBR menargetkan volume penjualan 2 juta ton, naik 23% dibandingkan tahun lalu.
Sampai semester satu ini, baik penjualan semen sak dan curahnya, tercatat turun 2% dari 692 ribu ton menjadi 674 ribu ton.
Apakah SMBR akan menahan produksi dengan memperkecil utilitas pabrik saat ini? Rum memastikan hal itu tidak terjadi. “Kalau boleh dibilang kami produksi hampir full capacity,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News