kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semen Indonesia undur rencana produksi komersial


Senin, 20 Maret 2017 / 11:35 WIB
Semen Indonesia undur rencana produksi komersial


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mengundur rencana mengoperasikan secara komersial pabriknya yang berlokasi di Rembang, Jawa Tengah. Pengoperasian yang semula dijadwalkan April akan ditunda beberapa bulan setelahnya.

Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mengatakan, saat ini PT Semen sedang melakukan uji coba produksi 2.000 ton. Sejatinya produksi sudah dilakukan sejak Desember 2016 namun memang belum produksi untuk komersial. 

“Entah Mei atau Juni akan dioperasikan secara komersial. Kami tidak tergesa-gesa,” ujar Agung, Minggu (19/3). Meski saat ini aksi demo petani Rembang terus berlangsung, namun, hal tersebut tidak menghalangi perusahaan untuk mengoperasikan pabriknya.

Sekadar informasi, pabrik Semen di Rembang, Jawa Tengah yang sempat kena semprit Mahkamah Agung (MA). Sebab, proyek pabrik ini masih harus memperbaiki analisis dampak lingkungan (Amdal).

Menurut Agung, selama ini perusahaan sudah sering melakukan mediasi dengan masyarakat. Anggaran corporate social responsibility (CSR) tahun 2016 misalnya sebesar Rp 25 miliar. CSR tersebut meliputi bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

Perusahaan menawarkan solusi pengadaan air untuk masyarakat dengan menggunakan block mining system dan zero run off dengan membentengi daerah batu kapur yang panjangnya 10 meter sampai 50 meter. Dengan begitu air tidak akan lari keluar dan air tertampung ke dalam tidak mengalir keluar. Selain itu perusahaan membatasi diri dengan hanya menggali sekitar 10 hektare per tahun.

Mengenai rencana perusahaan untuk mengakuisisi pabrik penggilingan (grinding) semen di Bangladesh, Agung mengatakan hal tersebut masih belum sampai titik final. 

“Kami melihat Bangladesh salah satu pasar yang baik. Potensinya besar karena di sana tidak ada pabrik semen, hanya ada grinding plan. Mereka tidak punya pabrik semen karena tidak ada tambang batu kapur,” kata Agung.

Agung mengatakan, selama ini Semen Indonesia mengekspor semen setengah jadi atau semen jadi ke Bangladesh sekitar 200.000 ton per tahun. Angkanya cukup besar mengingat total ekspor Semen Indonesia sendiri sekitar 500.000 ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×