Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi impor gula mentah rafinasi di semester pertama tahun ini baru mencapai 1,5 juta ton. Target ini belum mencapai alokasi atau kuota impor di semester pertama 2018 sebanyak di 1,8 juta ton.
"Tingkat realisasinya dari 1,8 juta ton, mereka hanya 1,5 juta ton per Juni," kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan, Selasa (17/7).
Namun demikian, Ketua Umum Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI), Rachmad Hariotomo menyatakan, alokasi di semester pertama lalu telah tercapai. "Realisasi raw sugar habis, tapi belum terpakai semuanya," jelasnya. Menurutnya, terdapat satu perusahaan yang karena masalah teknis menunda pengiriman gula mentahnya, sehingga mendapatkan izin perpanjangan impor.
Ketika ditanya mengenai disparitas angka dengan kemdag, Rachmad menyatakan, angka 1,5 juta ton kemungkinan adalah serapan industri makanan dan minuman.
"Itu serapan kali, bukan bahan baku yang kita impor, serapan belum kita pastikan di industri mamin," lanjutnya.
Sekadar mengingatkan, izin impor gula mentah tahun ini yang diberikan oleh Kemdag sebanyak 3,6 juta ton. Porsinya yakni semester pertama dan semester kedua masing-masing sebesar 1,8 juta ton. Lantaran potensi kuota impor di semester pertama 2018 tidak akan tercapai, Kementerian Perindustrian (Kemperin) melayangkan rekomendasi mengubah skema impor gula mentah menjadi per tiga bulan. Kini skema triwulan tersebut telah dijalankan oleh pengusaha gula yang mengimpor gula.
Menanggapi hal tersebut, Oke menyatakan, sesungguhnya pihaknya berupaya membuka dialog dengan Kemperin untuk menggunakan skema semesteran. "Kemperin minta kuartal, Kemendag nego minta semester," kata Oke.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News