Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) berharap izin impor gula mentah pada semester II-2018 tidak diubah. Sebabnya kalangan industri harus melakukan banyak perubahan bila pengaturan pengiriman barang impor tersebut berubah.
Ketua Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Rachmat Hariotomo mengatakan perubahan skema impor gula mentah yang diajukan oleh Kementerian Perindustrian adalah dengan mengubah penerbitan impor menjadi per-triwulan dibanding skema saat ini di per-semester. "Wacana itu hanya untuk tahun ini dalam rangka kehati-hatian untuk melihat kebutuhan riil industri makanan dan minuman, kami berharap tidak ada perubahan," katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (27/6).
Menurutnya, sikap pemerintah yang ingin mengubah skema tersebut memang mempertimbangkan angka kebutuhan riil industri mamin. Kini, AGRI sedang menunggu keputusan akhir pemerintah.
Berdasarkan catatan AGRI, impor gula mentah hingga April telah mencapai 1,3 juta ton. Angka tersebut bisa naik lagi bila audit impor pada bulan Mei dan Juni telah usai.
Kemudian, merujuk pada data Badan Pusat Statistika untuk kinerja bulan Mei 2018, pada sektor impor, komoditas gula dan kembang gula menjadi produk nonmigas yang diimpor terbesar ketiga dengan total nilai US$ 125,3 juta lebih besar dibanding April 2018.
Walau data tersebut tidak spesifik pada komoditas gula mentah, namun Rachmat cukup optimistis hal tersebut bisa menjadi indikator bahwa realisasi impor gula mentah pada semester I sesungguhnya mencukupi target.
"Data BPS tersebut harus dicek lagi impor dari negara mana, karena kurs membuat harga jadi variatif, tapi kalau dilihat memang biasanya pada periode itu terutama jelang lebaran, memang ada kenaikan," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News