kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,80   -12,69   -1.37%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sempat anjlok, pemintaan gas pipa dan niaga baru pulih mulai September 2020


Rabu, 24 Juni 2020 / 16:26 WIB
Sempat anjlok, pemintaan gas pipa dan niaga baru pulih mulai September 2020
ILUSTRASI. pipa jaringan gas (jargas)


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Aktivitas industri dan bisnis kembali bergerak naik seiring dengan kondisi new normal yang telah diberlakukan. Sejalan dengan itu, permintaan (demand) gas pipa dan niaga ditaksir bakal kembali menanjak hingga ke level normal dalam beberapa bulan ke depan.

Komite Bagian Gas Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Jugi Prajogio mengungkapkan, peningkatan demand terjadi secara bertahap dan belum bisa dipastikan bakal berjalan dengan stabil. 

Kendati begitu, meningkatnya mobilitas orang dan barang memicu aktivitas bisnis dan industri. Dari situ, permintaan energi pun akan menanjak, termasuk untuk gas pipa dan niaga.

Baca Juga: Jurus Kemendag dorong roda ekonomi berputar memasuki new normal

Jugi menaksir, permintaan gas bisa kembali menyentuh level normal pada bulan September. "Untuk proyeksi, diharapkan kebutuhan gas sudah mulai normal kembali pada September yang akan datang," kata Jugi kepada Kontan.co.id, Rabu (24/6).

Namun dia mengingatkan bahwa proyeksi tersebut hanya sebagai gambaran, lantaran BPH Migas belum melakukan verifikasi secara nasional. Adapun, gambaran tersebut diperoleh BPH Migas berdasarkan informasi yang disampaikan sejumlah badan usaha penyalur di beberapa kawasan industri.

Sebagai contoh, katanya, proyeksi tersebut mengkalkulasi informasi dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) yang melayani kawasan industri di Kabupaten dan Kota Bekasi. Jugi menyebut, wilayah tersebut merupakan tulang punggung penggunaan gas industri nasional.

"Kalau secara data pasar rasanya bisa menggambarkan secara kasar tentang permintaan gas tersebut. Tulung punggung (industri) kan Jawa Barat, diikuti Jawa Timur," jelas Jugi.




TERBARU

[X]
×