Reporter: Femi Adi Soempeno, Bloomberg |
KUALA LUMPUR. Harga kontrak minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di Malaysia untuk pengiriman Oktober anjlok menjadi 2.710 ringgit per metrik ton atau setara dengan US$ 851,6 per ton; meminggirkan peningkatan yang sebelumnya sempat dicapai sebesar 1,5% pada pagi tadi. Sementara itu, harga kontrak CPO untuk pengiriman November diperdagangkan di level 2.686 ringgit per ton.
Produksi CPO dari Indonesia kemungkinan anjlok 10% pada tahun ini karena musim hujan yang lebih panjang dari biasanya. Hal ini ditegaskan oleh Susanto, Kepala Bidang Pemasaran Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), seperti dikutip dari Bloomberg, minggu lalu.
"Produksi CPO Indonesia diproyeksikan anjlok dan akan bisa mendorong harga di pasar meningkat," kata Ryan Long, Dealer di OSK Investment Bank Bhd di Kuala Lumpur. Menurutnya, suplai CPO akan sangat tipis.
Menurut survei Intertek, dalam setengah bulan pertama pada bulan Agustus ini, ekspor CPO Malaysia anjlok 7,4%. Sebanyak 619.435 ton CPO ditengarai dikapalkan dari Malaysia dalam 15 hari terakhir ini, bandingkan dengan 668.573 ton pada bulan Juli 2010 lalu.
CME Group Inc.menghitung, harga kontrak CPO di Malaysia untuk pengiriman Oktober berada di kisaran US$ 851,50 per ton.
Minggu lalu, harga kontrak CPO untuk pengiriman Oktober di bursa Malaysia sempat menyentuh level tertingginya sejak kontrak ini dibuka, yaitu 2.730 ringgit per ton, atau US$ 868,32 per ton pada 9 Agustus 2010. Harga tertinggi ini lantas terus menyusut ke level 2.600-an, meski sekarang akhirnya kembali ke level 2.700-an.
Harga terendah kontrak CPO untuk bulan Oktober dicapai pada 7 Juli 2010 lalu pada 2.250 ringgit per ton atau US$ 698,75 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News