kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentra kelautan Sumba Timur digenjot KKP


Rabu, 29 November 2017 / 14:24 WIB
Sentra kelautan Sumba Timur digenjot KKP


Reporter: Abdul Basith | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingginya potensi perikanan di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mendorong Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggenjot pembangunan sentra kelautan dan perikanan terpadu.

"Kabupaten Sumba Timur dipilih karena memiliki potensi kawasan perikanan yang besar, baik di bidang perikanan tangkap maupun perikanan budidaya," jelas Slamet Soebjakto, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP dalam siaran pers, Rabu (29/11).

Untuk bidang perikanan tangkap, kawasan laut Pulau Sumba memiliki stok ikan lestari sebesar 66.200 ton per tahun dengan jumlah tangkapan maksimal sebesar 52.300 ton per tahun. Dari angka tersebut, pemanfaatan perikanan tangkap baru mencapai 11.967 ton dengan armada tangkap sebanyak 1.439 unit.

Armada tangkap di Kabupaten Sumba Timur pada tahun 2016 sebagian besar merupakan armada tradisional dengan perahu jukung sebanyak 749 unit atau 52,7%. Setelah itu diikuti dengan perahu motor tempel sebanyak 575 unit. Alat tangkap dominan pancing ulur dan jaring insang yang lazim digunakan untuk one day fishing.

Slamet bilang, jumlah armada kapal penangkap ikan yang ideal untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh perairan Sumba Timur adalah 585 unit. 515 unit diantaranya ditujukan untuk menangkap ikan pelagis baik besar maupun kecil.

KKP memberikan bantuan berupa kapal penangkap ikan dan alat tangkap yang terdiri dari 30 unit kapal tangkap < 5 GT, 30 unit alat tangkap jaring multifilamen dan alat pancing serta 9 unit lemari pendingin kepada 9 kelompok koperasi di Sumba Timur.

"Bantuan ini diharapkan menjadikan wilayah Sumba Timur mengalami peningkatan taraf hidup nelayan dan pembudidaya," terang Slamet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×