Reporter: Ali Imron | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Krisis finansial membuat banyak rencana ekspansi pengembang tertunda. Pasalnya, mereka harus bisa memilih skala prioritas pengembangan. Salah satunya pengembang kota hunian Sentul City. Kali ini, mereka terpaksa menunda pembangunan fasilitas di kota hunian tersebut seperti pembangunan rumah sakit, hotel dan mal. Pengembang Sentul mengaku, untuk membangun fasilitas itu dibutuhkan dana sebesar Rp 500 miliar.
Besarnya dana itu membuat Sentul memilih untuk meneruskan lanjutan pembangunan perumahan. Rencananya, mereka akan membangun 1.000 unit perumahan di atas lahan seluas 50 hektar dengan tiap unit seluas 90 meter persegi. ''Rencananya akan kami bangun di kawasan cagar alam Gunung Pancar,'' kata Presiden Direktur PT Sentul City tbk Antonious Hanifah Komala, Jumat 28/11 di Jakarta.
Untuk pembangunan perumahan ini, Sentul bakal menggelontorkan dana sekitar Rp 2,3 triliun. Dari segi pendanaan, sekitar Rp 100 miliar berasal dari pinjaman perbankan. Sedangkan sisanya berasal dari modal sendiri. ''Pembangunan itu akan dimulai pada kuartal II 2009 dan selesai pada 2011,'' tukasnya.
Nantinya, perumahan itu akan menyasar segmen menengah atas. Sebab, di segmen ini tidak terlalu terpengaruh krisis finansial. Sudah begitu, harga per unit rumahnya juga sedikit mahal dengan ksiaran Rp 300 juta sampai Rp 2 miliar.
Dengan kondisi krisis, pengembang berharap penjualan mereka bisa menembus Rp 15 miliar per bulan. Tentunya target ini terkoreksi sekitar Rp 10 miliar. Pasalnya sebelum krisis mereka bisa mendapat pemasukan sekitar Rp 25 miliar per bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News