kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentul City (BKSL) lanjutkan penjajakan jualan lahan lebih dari Rp 500 miliar


Senin, 10 Desember 2018 / 18:58 WIB
Sentul City (BKSL) lanjutkan penjajakan jualan lahan lebih dari Rp 500 miliar
ILUSTRASI. Pembangunan Perumahan di Sentul City


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sentul City Tbk (BKSL) masih terus melakukan penjajakan penjualan lahan kavling atau block sales di kawasan-kawasan yang mereka kembangkan. Saat ini, perusahaan tengah menjajaki penjualan lahan dengan tujuh investor baik lokal maupun asing dengan nilai lebih dari Rp 500 miliar.

Semula, perusahaan ini berharap sebagian dari penjajakan tersebut bisa terealisasi namun akhirnya mundur ke tahun depan yang diperkirakan baru akan menghasilkan kesepakatan pada kuartal I atau kuartal II 2019.

David Partono, Presiden Direktur BKSL mengatakan, perseroan tidak akan bisa mengembangkan seluruh kawasan yang mereka punya seperti Sentul City dan yang lain seorang diri. BKSL membutuhkan campur tangan dari investor yang memiliki kekuatan modal guna mempercepat pengembangan kawasan. "Itu sebabnya kami harus mendorong block sales kepada investor yang bisa membawa value added. Saat ini kami melakukan penjajakan dengan tujuh sampai delapan investor." katanya, Senin (12/12).

David tidak menrinci total luas lahan yang sedang mereka jajakan ke investor karena fokus perusahaan bukan pada luasan lahan tetapi secara nilai. Lahan-lahan yang berlokasi di sudut strategi tentu bisa menghasil penjualan yang besar walaupun luasannya tidak besar. Sebaliknya, lahan yang kurang strategis nilainya akan lebih rendah meskipun luasnya besar.

Hanya saja, pembicaraan yang intens dilakukan ada satu lahan dengan luasan 10 hektare (ha). Inilah yang tadinya diharapkan teralisasi pada kuartal IV tahun ini. Adapun nilai dari block sales yang dijajakan sekitar Rp 500 miliar per satu transaksi.

Sebagian investor-investor yang tengah diajak bernegosiasi dalam penjualan lahan kavling tersebut merupakan pengembang dan sebagian lainnya ada perusahaan yang ingin membangun kawasan komersial.

Harga lahan di Sentul City terus meningkat dari tahun ke tahun. David mengatakan, harga lahan komersial di kawasan tersebut saat ini sudah mencapai Rp 10 juta-Rp 25 juta per meter persegi (m²), tergantung lokasinya. Sedangkan harga lahan untuk pengembangan residensial sekitar Rp 7,7 juta -Rp 13,5 juta per m².

Meskipun harga ada di kisaran tersebut, David bilang, pihaknya bisa saja memberika penawaran harga yang lebih menarik jika ada investor yang ingin datang mengembangkan suatu proyek yang berbeda dan berkelas internatinal yang bisa memberi kelebihan dalam pengembangan kawasan.

Sejak dikembangkan tahun 1993, Kota Mandiri Sentul City telah dikembangkan seluas 1.000 ha dari total lahan seluas 3.100 hektar. Sejumlah fasilitas telah dibangun dan akan terus bertambah di masa datang. Sejak 2007 hingga saat ini, harga tanah disana rata-rata naik 15% per tahun.

Selain di Sentul City, BKSL juga memiliki lahan yang cukup besar di wilayah Jonggol. Perusahaan memiliki izin pengembangkan lokasi sekitar 30.000 ha disana, namun yang sudah dibebaskan hingga saat ini mencapai 10.000 ha lebih.

Sementara mundurnya kesepakatan penjualan lahan kavling yang direncanakan BKSL akan membuat pencapai marketing sales yang ditetapkan Rp 1,5 triliun tahun ini kemungkinan tidak akan tercapai. "Kemungkinan capaian sampai akhir tahun akan di bawah target tetapi masih akan di atas Rp 1 triliun," kata David.

Sepanjang Januari-September 2018, BKSL baru berhasil mengantongi marketing sales Rp 813 miliar. Sekitar 80%-90% dari capaian tersebut disumbang dari penjualan sektor residensial. Sisanya berasal dari penjualan lahan kavling.

Tahun depan, BKSL menargetkan marketing sales tumbuh 15%-20% dari capaian tahun ini. Untuk mencapai target, perusahaan masih akan mengandalkan penjualan lahan kavling dan proyek-proyek residensial eksisting seperti Saffron Noble Residence, Opus Park, Green Mountain, Spring Mountain, dan lainnya. Untuk sementara, rasio target tersebut 50% dari landed house high rise 30%, dan block sales 20%. "Kalau kesepakatan block sales lebih cepat porsi residensial bisa lebih kecil," ujar David.

BKSL memilih belum akan meluncurkan proyek anyar hingga libur lebaran tahun depan karena perusahaan masih melihat pasar properti masih akan stagnan. Sementara untuk belanja modal atau capex, perusahaan akan mengalokasikan sekitar Rp 500 miliar yang sebagian besar akan digunakan untuk menyelesaikan pembangunan Aeon Mall yang terletak di Central Business District (CBD) Sentul City bertajuk Centerra.

Superblok Centerra akan dibangun seluas 7,8 ha yang terdiri atas AEON Mall, Apartemen Verdura, Saffron Noble Residence, Opus Park Towers, Gedung Perkantoran Centerra, serta AEON Condotel. Aeon Mall sudah topping off pada Januari 2018 dan direncanakan mulai handover ke tenant pada kuartal I serta dibuka untuk umum pada kuartal III 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×