Reporter: Handoyo |
JAKARTA. Setelah sempat terhenti, Asosiasi Timah Indonesia (ATI) memperkirakan ekspor timah bulan ini akan tumbuh 127% dibandingkan November. Kenaikan ini disinyalir berasal dari produsen yang mangkir dari komitmen moratorium ekspor timah.
Rudy Irawan, Direktur Eksekutif ATI mengatakan, sejumlah produsen memang sudah tidak sabar menjual timahnya. "Kondisi seperti ini sebenarnya sudah diprediksi," katanya, Kamis (15/12).
Di samping PT Timah Tbk, beberapa perusahaan pengolahan (smelter) juga mulai melakukan penjualan ke pasar spot. Mereka itu adalah PT Bangka Belitung Timah Sejahtera (BBTS), PT Koba Tin, PT Bukit Timah, PT Refined Bangka Tin (RBT), CV Serumpun Sebalai, dan CV Prima Timah Utama.
Rudy menguraikan, sejak awal Desember lalu, BBTS telah mengekspor 700 ton timah, sementara Koba Tin telah mengekspor 400 ton. Sedangkan Serumpun Sebalai sudah mengekspor 50 ton timah. Sehingga, total ekspor timah dari enam perusahaan smelter dan Timah sepanjang Desember diperkirakan akan mencapai 5.000 ton.
Hingga November lalu, volume ekspor timah mencapai 2.202 ton, atau turun 59,53% dari ekspor Oktober lalu yang sebesar 5.441,58 ton. Penurunan volume ini praktis membuat nilai ekspor luruh. Jika Oktober lalu nilai ekspor timah menyentuh US$ 108,98 juta, maka pada November nilai ini nilainya turun 59,79% menjadi US$ 43,81 juta.
Selama Oktober, ekspor timah batangan tercatat hanya ditujukan ke enam negara, yakni Singapura sebanyak 5.131 ton, Belanda 101,79 ton, Taiwan 79,39 ton, Korea 65,35 ton, Jepang 41,11 ton, dan AS 25,45 ton. Sedangkan pada bulan November, timah hanya diekspor ke dua negara yakni Singapura sebanyak 2,151 ton dan Belanda 50,94 ton. Padahal biasanya, timah diekspor ke sekitar 10 negara.
Sebagai catatan, kemarin (15/12) bursa timah INATIN resmi terbentuk. Rencananya, bursa ini akan resmi meluncur 12 Januari mendatang.
Sampai sekarang, sudah ada tiga produsen dan delapan pembeli yang tergabung dalam INATIN. "Persyaratan menjadi member akan diumumkan dari 15 Desember hingga 12 Januari 2012," kata Wachid, Direktur Utama PT Timah Tbk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News