kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Sepanjang Tahun 2022, 62.000 Ton Plastik Dikumpulkan dan Diproses Unilever Indonesia


Jumat, 09 Juni 2023 / 19:56 WIB
Sepanjang Tahun 2022, 62.000 Ton Plastik Dikumpulkan dan Diproses Unilever Indonesia
ILUSTRASI. Unilever


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Sementara di tahap pemrosesan, upaya yang telah dilakukan meliputi, dengan berinvestasi mengatasi masalah sampah kemasan plastik di bagian akhir pemrosesan sampah.

Contohnya melalui CreaSolv, teknologi pertama dan satu-satunya di dunia yang mampu mendaur ulang sampah kemasan plastik (pouch dan sachet) menjadi bahan yang bisa dimanfaatkan untuk membuat kemasan baru. Contohnya adalah kemasan flexible pouch hasil daur ulang yang digunakan untuk kemasan Rinso.

"Selain itu, Unilever Indonesia membantu meningkatkan kapasitas pengumpulan dan pengelolaan sampah di dua fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) yang didukung oleh KLHK RI, yang turut mendorong pemanfaatan sampah sebagai sumber energi," ucap Maya.  

Ke depan, Unilever Indonesia akan terus berupaya membangun kesadaran seluruh pihak akan konsep solusi pengelolaan sampah kemasan yang terintegrasi, meningkatkan kapasitas di bidang pengumpulan dan pengelolaan sampah, serta aktif mengedukasi dan melibatkan publik untuk terus berperan aktif menjadi agen perubahan positif bagi lingkungan.

Baca Juga: Daya Beli Membaik, Indo Premier Sekuritas Kerek Rekomendasi Saham Unilever (UNVR)

"Kami terus berupaya mengurangi penggunaan plastik baru, meningkatkan konten plastik daur ulang dalam kemasan kami, juga memastikan 100% dapat di daur ulang dan digunakan kembali. Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023!”, ucap  Maya

Sebagai informasi, tahun ini, Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati pada 5 Juni, mengangkat tema krisis polusi sampah plastik yang sedang dihadapi masyarakat dunia.

Isu ini menjadi perhatian karena secara global manusia memproduksi lebih dari 430 juta ton plastik setiap tahunnya; dua pertiganya berumur pendek dan dengan cepat menjadi limbah, mencemari lingkungan dan bahkan masuk ke dalam rantai makanan manusia

Di Indonesia, dari 19,45 juta ton timbulan sampah pada 2022, 18,4%-nya adalah sampah plastik (3,6 juta ton. Sementara, hanya 9% sampah plastik yang bisa didaur ulang, sisanya 12% dibakar dan 79% berakhir di TPA dan mencemari lingkungan

Prima Mayaningtyas, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provisi Jawa Barat dalam sambutannya menyampaikan, literasi dan pemahaman publik terkait ekonomi sirkular juga masih belum belum merata.

Tantangan pada aspek pembiayaan dan infrastruktur menjadi faktor utama masyarakatan belum sepenuhnya dapat mengadaptasi serta mendukung perubahan perilaku yang berkelanjutan.

“Masih banyak tantangan yang kita hadapi di dalam mengurangi sampah plastik dengan menerapkan sistem ekonomi sirkular, salah satunya yaitu mahal – tidak mudah untuk dilakukan, dan masyarakat beranggapan sampah tidak ada nilainya. Hal itulah yang membuat pengelolaan yang di awal harusnya bisa kita lakukan, yaitu dengan merubah mindset dan perilaku semua masyarakat. Tentunya Pemerintah di sini tidak hanya untuk menerapkan, mengurangi dan merubah perilaku sikap dari hulunya, tetapi juga menyediakan sarana prasarana, anggaran, teknologi dan regulasi sehingga lima aspek yang harus dipenuhi dalam mengelola persampahan, yaitu dari sisi regulasi, intitusi, teknologi, aspek biaya, dan pemberdayaan masyarakat – semuanya bisa berjalan bersama-sama dengan prinsip kolaboratif dan inovasi,” ujar Prima



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×