Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Baca Juga: Unilever (UNVR) Diproyeksi Mulai Mendapat Berkah Penurunan Harga Komoditas
Lain lagi di Ibukota, tantangan infrastruktur dan teknologi menjadi isu tersendiri. Rita Ningsih selaku Ketua Sub Kelompok Perencanaan Lingkungan DLH Provinsi DKI Jakarta menjelaskan Pemerintah DKI Jakarta juga memiliki platform kolaborasi sosial berskala besar persampahan, tempat dimana kami berkolaborasi dengan semua stakeholder – baik dari dunia usaha, akademisi, komunitas untuk memberikan wadah untuk berdiskusi, sekaligus wadah bagi kolaborator untuk bisa saling berkontribusi mengatasi permasalahan sampah di Jakarta.
“Teknologi RDF adalah salah satu upaya pengelolaan sampah yang dilakukan Pemerintah DKI Jakarta di TPST Bantar Gebang. Pengolahan dengan RDF ini dilakukan untuk mengolah sampah baru dan sampah lama yang sudah menumpuk dengan metode landfill mining. Di Bantar Gebang yang memiliki area seluas 110 hektare, sampah-sampah yang sudah lama dan menumpuk kami mining untuk diolah di dalam plant kami untuk mengurangi tumpukan sampah dan memperpanjang usia pakai TPST Bantargebang,” Jelas Rita
Kepala Center for Sustainability & Waste Management - Universitas Indonesia (CSWM-UI) Mochamad Chalid menilai, sesuai prinsip ekonomi sirkular, jika sampah dijadikan komoditi, ada nilai ekonomi yang akan tercipta dengan terjadinya transaksi jual beli, penciptaan lapangan kerja, hingga langkah-langkah yang memastikan bahwa limbah plastik kembali menjadi bahan baku yang siap diolah menjadi produk yang sama atau produk turunannya.
Salah satu contohnya adalah teknologi RDF yang saat ini tengah digalakkan Pemerintah. Teknologi ini menjadikan sampah yang tidak dapat didaur ulang menjadi sumber energi terbarukan untuk dipergunakan sebagai bahan bakar fosil, misalnya di pabrik semen.
Dila Hadju, Founder Tumbuh Hijau Urban, ikut mengajak konsumen untuk menjadi bagian dari solusi. Menurut dia, salah satu penyebab banyaknya sampah akhirnya tertumpuk di TPA adalah karena kondisi sampah yang tercampur, sehingga sulit dijadikan bahan baku daur ulang.
Konsumen, kata dia, bisa ikut berperan, mulai dari memilah sampah sesuai dengan jenisnya masing-masing, seperti sampah organik, anorganik, beracun (B3), dan residu. Setelahnya, bawa ke Bank Sampah supaya sampah ditangani dengan baik.
"Awalnya memang mungkin perlu pembiasaan, tapi jangan dijadikan beban. Karena ini semua buat anak cucu kita nanti kok, hal kecil yang kita lakukan hari ini dampaknya bisa jadi luar biasa buat masa depan mereka,” ujar Dila.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News