Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk harus legowo menutup tahun 2015 dengan catatan yang kurang memuaskan.
Operator jalan tol plat merah tersebut memperkirakan mencetak pendapatan usaha di luar pendapatan konstruksi sebesar Rp 7,58 triliun. Perkiraan perolehan itu setara dengan 97,18% dari target semula, yakni Rp 7,8 triliun.
Momen libur akhir tahun yang biasanya menjadi salah satu sumber pendapatan jalan tol tahunan, kali ini tidak membanggakan. Jasa Marga memperkirakan, pendapatan pada momen libur akhir tahun tak mampu mengatrol pendapatan 2015.
Meski begitu, manajemen Jasa Marga bilang, total pendapatan kuartal IV-2015 masih tumbuh ketimbang kuartal IV- 2014.
"Yang jelas, potensi pendapatan di kuartal IV-2015 tetap lebih besar dibandingkan dengan tahun lalu," tutur Mohamad Sofyan, Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga Tbk usai konferensi pers di Kantor Pusat Jasa Marga, Jakarta Timur, Rabu (30/12).
Jasa Marga menyebutkan, dua alasan yang mengakibatkan kinerja keuangannya sepanjang tahun ini tak maksimal. Alasan utama adalah perlambatan ekonomi membikin pembangunan dua proyek jalan tol molor.
Kedua proyek itu meliputi ruas jalan tol Surabaya-Mojokerto seksi IV dan tol Gempol-Pasuruan. Alasan lain, volume lalu lintas truk di jalur tol menyusut.
Prediksi Jasa Marga, itu adalah bagian dari dampak perlambatan ekonomi. Akibatnya aktivitas distribusi barang yang biasa memakai kendaraan truk menjadi sepi.
"Hal ini amat terlihat pada kuartal I- 2015 dan kuartal II-2015," beber Sofyan.
Padahal sebagaimana kita ketahui, tarif tol truk lebih mahal jika dibandingkan dengan kendaraan penumpang biasa. Tarif tol Jasa Marga ditetapkan berdasarkan Undang-undang (UU) 38/2004 dan Peraturan Pemerintah (PP) 15/2005.
Menurut laporan keuangan kuartal III-2015, tarif tol truk beragam, tergantung ruas tol dan jenis truk atau golongan kendaraan.
Sebagai contoh, tarif truk golongan V di ruas tol JakartaCikampek sistem transaksi tertutup sebesar Rp 29.000. Sementara tarif truk golongan V di ruas jalan tol Sedyatmo sebesar Rp 14.000.
Meskipun jumlah truk yang melintas menyusut, bukan berarti total volume lalu lintas kendaraan tak tumbuh. Jasa Marga memprediksi volume lalu lintas kendaraan tahun 2015 sebesar 1,36 miliar kendaraan. Ini tumbuh 3,03% ketimbang volume tahun 2014, yakni 1,32 miliar kendaraan.
Berharap membaik
Sementara untuk tahun 2016, Jasa Marga menargetkan target volume lalu lintas kendaraan sebesar 1,41 miliar kendaraan.
Perusahaan berkode saham JSMR di Bursa Efek Indonesia tersebut yakin bisa memenuhi target berkat tiga jalur tol anyar yang akan beroperasi. Tol anyar Jasa Marga meliputi, pertama, jalan tol Surabaya-Mojokerto seksi IV. Ruas seksi ini menghubungkan Krian dan Mojokerto sepanjang 18,47 kilometer (km).
Kedua, jalan tol SemarangSolo seksi III sepanjang 17,5 km yang menghubungkan Bawan dan Salatiga. Target operasional ruas ini pada kuartal IV-2016.
Ketiga, jalan tol SoloNgawi seksi I sepanjang 35,43 km. Seksi jalan tol ini menghubungkan Kartasura dan Sragen.
Selain jalan tol anyar, Jasa Marga akan membekali ikhtiar tahun depan dengan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 13,89 triliun. Sebagai perbandingan, perusahaan itu membelanjakan capex Rp 3,33 triliun pada tahun 2015.
Lebih jauh, Jasa Marga ingin kinerja tahun 2016 tumbuh. Perusahaan ini mengincar pendapatan usaha di luar pendapatan konstruksi sebesar Rp 8,66 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News