Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Perusahaan baja otomotif, PT Indo Japan Steel Center menargetkan groundbreaking pembangunan pabrik perdananya akan dimulai pada pertengahan bulan ini. Indo Japan adalah perusahaan patungan atau joint venture antara PT Krakatau Steel dengan Nippon Steel Trading Co Ltd dari Jepang.
Direktur Indo Japan, Wawan Hermawan, menyebutkan, perusahaannya perlu bergerak cepat untuk memulai pembangunan pabrik tersebut. "Kami ingin pabrik ini sudah mulai proses produksi pada Mei 2013," ungkapnya, Senin (10/9).
Indo Japan akan mendirikan pabrik baja itu di Karawang, Jawa Barat, dengan biaya pembangunan sebesar Rp 100 miliar. Nantinya, pabrik tersebut akan memproduksi baja lembaran dengan kapasitas produksi sebanyak 120.000 ton per tahun.
Lantaran hasil produksi berupa baja lembaran, tentu produk ini untuk memenuhi kebutuhan industri otomotif di dalam negeri. Pasalnya, selama ini, industri otomotif di dalam negeri masih mengandalkan pasokan baja impor. "Potensi baja untuk kebutuhan otomotif di dalam negeri kami lihat sangat besar," ujar Wawan.
Dengan pembangunan pabrik ini, kebutuhan impor baja untuk industri otomotif dalam negeri dapat dikurangi. Saban tahun, rata-rata kebutuhan baja untuk industri otomotif mencapai 560.000 ton. Sedangkan pasokan baja nasional baru sebanyak 100.000 ton per tahun, atau hanya mampu memenuhi 17% dari total permintaan industri mobil.
Group Head Automotive and Heavy Equipment Sales Krakatau Steel, Cahyo Antarikso, menyebutkan, saat ini, kontribusi Krakatau Steel ke pasar baja otomotif masih terbilang kecil, sekitar 10% saja. Nah, jika pabrik Indo Japan beroperasi tahun depan, perusahaan memproyeksikan pangsa pasar di industri otomotif nasional bisa mencapai 25%.
Sejauh ini, Krakatau Steel memasok beberapa produk ke industri otomotif nasional, seperti sasis dan komponen bodi bagian dalam. Beberapa merek mobil yang sasisnya disuplai Krakatau Steel adalah Hino dan Toyota. Kata Cahyo, Krakatau Steel sedang menjajaki kerjasama dengan agen tunggal pemegang merek lain, seperti Nissan, Mitsubishi, dan Honda.
Sekadar gambaran, selama ini kontribusi industri baja dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan sektor otomotif memang minim. Maklum, minimnya pasokan itu lantaran spesifikasi baja yang dibutuhkan industri otomotif sangat beragam. Sementara, produsen baja perlu investasi besar bila ingin memenuhi kebutuhan tersebut.
Direktur Utama Krakatau Steel, Irvan Kamal Hakim, mengakui bahwa perusahaannya harus melakukan persiapan panjang untuk memperluas pasar di industri otomotif nasional. Sejak beberapa tahun lalu, misalnya, Krakatau Steel berupaya memperbaiki kualitas produk baja agar bisa diterima di pasar otomotif.
Bahkan, dua tahun terakhir, Krakatau Steel berupaya terus memperbesar porsi penjualan produk kepada produsen komponen otomotif lainnya, sebelum dilepas ke industri otomotif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News