kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Serapan gas seharga US$ 6 per MMBTU untuk sektor industri baru capai 61%


Rabu, 24 Maret 2021 / 17:10 WIB
Serapan gas seharga US$ 6 per MMBTU untuk sektor industri baru capai 61%
ILUSTRASI. Para pekerja mengecat pipa gas bertekanan tinggi milik PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk untuk perawatan berkala di kawasan Karet, Jakarta, Selasa (23/8). Kompas/Hendra A Setyawan (HAS) 23-08-2016


Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengungkapkan serapan gas dengan harga khusus US$ 6 per million british thermal unit (MMBTU)  untuk sektor industri baru mencapai 61%.

Realisasi ini dinilai masih tergolong rendah. Untuk itu, Direktur Utama PGN Suko Hartono berharap penyerapan gas sektor industri dapat lebih dioptimalkan.

Adapun, besaran serapan 61% tersebut setara dengan 229,4 billion british thermal unit per day (BBTUD) dari total volume yang dialokasikan dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 89 Tahun 2020 sebesar 374 BBTUD.

Baca Juga: Raih kontrak baru Rp 1,5 triliun, simak rekomendasi saham Adhi Karya (ADHI)

"Mungkin ini yang menjadi catatan untuk dievaluasi bersama karena memang ternyata meski diberikan harga relatif baik, tapi pemakaiannya baru 61%," kata Suko dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (24/3).

Suko menambahkan, penyerapan yang belum mencapai 100% berdampak pada belum optimalnya industri hilir untuk memberikan multiplier effect yang lebih baik termasuk dalam bentuk pajak bagi negara.

Sementara itu, penyaluran gas untuk pembangkit listrik merujuk  Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor: 91 K/12/MEM/2020 tentang harga gas bumi di pembangkit tenaga listrik (plant gate) saat ini serapannya tercatat mencapai 80% atau sebesar 251,6 BBTUD.

Merujuk paparan PGN, dengan memproyeksikan volume penyaluran gas ke pelanggan Kepmen 89K/2020 & 91K/2020 dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2024, diperkirakan akumulasi kerugian PGN adalah sebesar US$ 801.38 juta.

Selanjutnya: Menteri LHK tekankan pentingnya perlindungan sumber daya genetik Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×