kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Seruan boikot, Starbucks Indonesia tak terganggu


Senin, 17 Juli 2017 / 18:17 WIB
Seruan boikot, Starbucks Indonesia tak terganggu


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Seruan untuk memboikot izin operasiobal Starbucks di Indonesia sempat menyeruak dari organisasi keagamaan. Ini lantaran CEO Starbucks dianggap mendukung kesetaraan kaum Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT). 

Fetty Kwartati, Head of Corporate Communication PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI) sebagai induk usaha PT Sari Coffee Indonesia yang menjadi pemilik Starbucks mengungkapkan, pengunjung Starbucks tidak berkurang signifikan. Apalagi pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan pemilik Starbucks di Amerika Serikat (AS) dianggap tidak berkorelasi dengan penjualan di Indonesia.

"Jadi kami amati sampai saat ini tidak ada dampak dari isu tersebut pada penjualan maupun traffic pengunjung yang datang ke Starbucks," ujarnya kepada KONTAN, Senin (17/7).

Umumnya pengunjung yang datang ke gerai Starbucks tidak menanggapi serius aksi pemboikotan tersebut. Malah dirinya mengatakan bahwa pelanggan yang datang hanya memiliki tujuan untuk menikmati kopi. Oleh karenanya saat ini Starbucks tetap eksis di 20 kota di Indonesia. Targetnya tahun ini Starbucks akan membuka 30 gerai Starbucks baru di seluruh Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×