Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Usai mengakuisisi PT Paiton Energy, sekarang PT Toba Bara Sejahtra Tbk mengincar pembangkit listrik tenaga gas dan pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT).
“Jadi buat kita, untuk mengembangkan ataupun akuisisi, kita melihatnya yang non PLTU. Ada beberapa yang sedang kita lihat (gas dan EBT) tapi memang fokusnya ke pembangkit tenaga listrik,” kata Direktur Toba Bara Sejahtra Pandu Patria Sjahrir, pada Kontan.co.id, Rabu (19/12).
Pandu bilang, kini Toba Bara sudah mendiskusikan rencana akuisisi pembangkit listrik ini. Dalam mencari pembangkit listrik yang bakal diakuisisi, kata Pandu, pihaknya selalu mencari pembangkit yang memiliki kapasitas di atas 50 mw. “Maksimal kita sanggup di 200 mw,” imbuhnya.
Jika tak ada aral melintang, rencana akuisisi ini bakal realiasasikan pada tahun depan. Sebelumnya ia menyatakan emiten berkode saham TOBA ini akan mengubah fokus perusahaan dari pertambangan menjadi perusahaan energi yang terintegrasi.
Sebagai informasi, TOBA baru saja menyelesaikan transaksi akuisisi saham PT Batu Hitam Perkasa dari PT Saratoga Investama Sedaya (SRTG). PT Batu Hitam Perkasa merupakan pemegang 5% saham dari PT Paiton Energi yang mengoperasikan dua unit pembangkit listrik bertenaga batubara dengan kapasitas 615 MW di Probolinggo, Jawa Timur. Selain itu, Paiton Energy juga mengoperasikan PLTU berkapasitas 815 MW.
Dengan akuisisi PT Paiton Energi, Sekretaris TOBA, Elizabeth Novi Sagita Aruan mengharapkan kinerja dari Paiton Energi dapat maksimal sehingga tujuan investasi TOBA tercapai. Untuk tahun depan, Novi menuturkan perusahaan masih fokus dalam bisnis energi khususnya di bidan kelistrikan maupun bisnis pertambangan.
Saat ini perusahaan juga memiliki proyek pembangkit listrik Sulbagut-1 dan Sulut-3 yang dikelola oleh anak usaha PT Gorontalo Listrik Perdana dan PT Minahasa Cahaya Lestari. "Proyek Sulbagut-1 sedang tahap konstruksi dan untuk Sulut-3 dalam tahap penncapaian financial close,” ujarnya, Selasa (18/12).
Pada 2020 mendatang, Pandu memproyeksi bisnis kelistrikan ini bakal berkontibusi lebih banyak ketimbang pendapatan dari bisnis pertambangan. “Pendapatan pada 2020 atau 2021 kontribusinya sama, bisnis kelistrikan bisa menyumbang lebih,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News