kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Setelah Ciputra, Hanson berkongsi dengan Malaysia


Jumat, 29 Juli 2016 / 08:13 WIB
Setelah Ciputra, Hanson berkongsi dengan Malaysia


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Hanson International Tbk sepertinya lebih pede menggandeng mitra bisnis dalam menjalankan usaha properti. Pasca berkongsi dengan Grup Ciputra, mereka berencana menggandeng mitra bisnis asal Malaysia.

Objek kerjasama masih sama, yakni properti di Maja, Banten. Luas lahan di Maja yang akan dikembangkan Hanson bersama dengan mitra asal Malaysia, yakni 1.000 hektare (ha).

Tanpa membeberkan identitas sang calon mitra, Direktur PT Hanson International Tbk Adnan Tabrani bilang, proses kerjasama sudah sampai penandatanganan nota kesepahaman. Sementara, kerjasama Hanson dengan Grup Ciputra masih berjalan.

Mengingatkan saja, keduanya membikin kerjasama operasi (KSO) berupa PT Citra Maja Raya sejak tahun 2013. Nama perusahaan KSO tersebut sekaligus menjadi nama proyek yang mereka kembangkan di Maja. Terbaru, Hanson dan Grup Ciputra berencana menambah 1.000 rumah tapak lagi di Citra Maja Raya. Biaya investasi pengembangan proyek itu sekitar Rp 136 miliar.

Adapun segmen rumah menyasar pasar menengah ke bawah masih menjadi pilihan kedua perusahaan tersebut. Aksi Hanson yang jor-joran investasi di Maja bukan tanpa pertimbangan.

Perusahaan berkode MYRX di Bursa Efek Indonesia tersebut menilai, Maja adalah ladang bisnis yang masih menjanjikan untuk digarap. Apalagi, pemerintah juga sedang merencanakan pembangunan infrastruktur di wilayah ini. Sebut saja, rencana pembangunan transportasi berbasis rel dan pembuatan jalan darat di wilayah Maja.

Proyeksi bisnis itu bukan pepesan kosong. Paling tidak, Hanson sudah merasakan hasil keringat mengembangkan Maja. Sepanjang semester I 2016, Maja menjadi penyumbang marketing sales alias pendapatan pra penjualan terbesar.

"Dari akumulasi marketing sales yang baru di-recognize sekarang, paling besar dari wilayah Maja," terang Adnan, Kamis (28/7).

Walhasil, kinerja Hanson pada semester I 2016 pun mendaki. Pada paruh pertama tahun ini, penjualan neto mereka melesat 11 kali lipat lebih menjadi Rp 856,78 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, penjualan neto tercatat Rp 72,29 miliar.

Penjualan tanah menjadi kontributor penjualan neto terbesar yakni Rp 732 miliar atau 85,44%. Sisanya adalah kontribusi dari penjualan rumah tinggal Rp 85,23 miliar dan penjualan rumah toko (ruko) Rp 39,55 miliar. Tak heran jika bottom line alias laba bersih Hanson ikut mendaki. Jika laba bersih mereka semester I 2015 sebesar Rp 6,22 miliar, naik jadi Rp 318,86 miliar pada periode yang sama tahun ini.

Lantaran Maja masih menyuguhkan peluang fulus yang besar, Hanson belum berminat mengembangkan properti di daerah lain. Misalnya rencana proyek properti mereka di Bekasi, Jawa Barat. Hanson mengklaim masih memiliki landbank alias tabungan lahan seluas 2.410 ha per Juni 2016.

Perusahaan tersebut merasa, landbank tersebut masih lebih dari cukup untuk modal pengembangan bisnis properti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×