kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.115.000   10.000   0,48%
  • USD/IDR 16.454   4,00   0,02%
  • IDX 8.025   67,48   0,85%
  • KOMPAS100 1.124   9,97   0,90%
  • LQ45 815   8,29   1,03%
  • ISSI 276   2,50   0,91%
  • IDX30 424   4,41   1,05%
  • IDXHIDIV20 490   3,80   0,78%
  • IDX80 123   1,15   0,94%
  • IDXV30 134   1,41   1,07%
  • IDXQ30 137   0,82   0,60%

Shell Indonesia Perkuat Bisnis Pelumas di Sektor Tambang Lewat LubeHealth 2.0


Rabu, 17 September 2025 / 20:26 WIB
Diperbarui Rabu, 17 September 2025 / 21:48 WIB
Shell Indonesia Perkuat Bisnis Pelumas di Sektor Tambang Lewat LubeHealth 2.0
Shell meluncurkan inovasi teknologi digital LubeHealth 2.0


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Shell Indonesia memperkuat bisnis pelumas pada segmen Business-to-Business (B2B). Terbaru, Shell meluncurkan LubeHealth 2.0, inovasi teknologi digital yang dapat memudahkan pelanggan industri mengontrol penggunaan pelumas atau lubrikasi mesin secara langsung (real time) dan efisien.

Vice President Marketing Lubricants Shell Indonesia, Kartika Pelapory mengungkapkan bahwa LubeHealth 2.0 merupakan inovasi dari LubeHealth yang sebelumnya sudah diperkenalkan sejak tahun 2019.

Berbagai pembaruan dengan teknologi terkini pada LubeHealth 2.0 menawarkan performa dan efisiensi yang lebih tinggi dalam pemakaian pelumas Shell.

Baca Juga: Hanya 12 SPBU di Tangerang-Cilegon-Serang Banten Jual Shell Super Hari Ini (17/9)

"Selama ini banyak yang masih melakukan secara manual. Dengan LubeHealth, pelanggan bisa mengetahui secara real time kondisi dan gejala-gejala pada mesin yang berhubungan dengan lubrikasi, sehingga bisa lebih cepat ditindak lanjuti dan produktivitas customer bisa lebih tinggi," kata Kartika dalam konferensi pers yang digelar pada Mining Indonesia 2025, Rabu (17/9/2025).

Saat ini, LubeHealth 2.0 masih fokus menyasar pasar pelumas di sektor pertambangan. Ke depan, Shell Indonesia tak menutup kemungkinan untuk memperluas layanan dan aplikasi LubeHealth 2.0 ke sektor industri lainnya di segmen B2B, seperti manufaktur dan logistik.

"Selama ada peralatan yang membutuhkan pelumas sebenarnya bisa. Tapi untuk saat ini masih di pertambangan, karena secara pasar, industri ini memiliki kebutuhan yang besar terhadap pemeliharaan aset dan peralatan," imbuh Kartika.

Vice President Digital Lubricants Shell Indonesia, Fendy Hartanto menambahkan bahwa pelumas memegang peranan penting dalam operasional sektor pertambangan.

Dengan dashboard digital yang bisa diakses melalui website maupun aplikasi, pelanggan bisa mengetahui kondisi lubrikasi mesin, termasuk jika konsumsi pelumas sudah di luar batas atau ada anomali.

Baca Juga: Kelangkaan Berlanjut, Cek Daftar SPBU di Bekasi Depok Bandung yang Jual Shell Super

"Harapannya ketika mendapatkan fitur-fitur dari LubeHealth 2.0 ini, pelanggan kami di sektor tambang bisa mengambil keputusan dengan lebih cepat dan tepat, sehingga bisa membantu dalam menjaga optimalisasi operasional tambangnya," ungkap Fendy.

Kartika melanjutkan, LubeHealth 2.0 merupakan inovasi dari Shell Indonesia. Sebagai aplikasi real time pelumas di sektor pertambangan, dia mengklaim bahwa LubeHealth 2.0 merupakan pelopor di Indonesia dan menjadi inisiatif lokal di jajaran Grup Shell global.

"LubeHealth ini lokal inisiatif. Satu-satunya platform yang ditawarkan oleh (perusahaan) pelumas di sektor tambang. Shell secara global dilakukan secara berbeda, dengan platform lain. Tapi untuk di Indonesia kami melakukannya dengan partner lokal," terang Kartika.

Dengan begitu, LubeHealth 2.0 diharapkan akan menjadi nilai tambah yang bisa melicinkan pengembangan pasar pelumas Shell di segmen B2B, khususnya sektor tambang.

Baca Juga: Shell: Produk BBM Masih Tidak Tersedia di Beberapa SPBU

Tanpa merinci, Kartika mengklaim Shell Indonesia memiliki pangsa pasar yang cukup besar terhadap pasar pelumas di segmen B2B, terutama di sektor tambang dan kelistrikan.

"Kami mengalami pertumbuhan yang positif di industri maupun consumer. Kami terus garap sektor tambang dan power yang sudah cukup dominan. Tapi respons di sektor lain juga positif, ada peluang untuk tumbuh," tandas Kartika.

Selanjutnya: OJK Sebut Kontribusi Premi Digital Asuransi Baru 2,61% per Juli 2025

Menarik Dibaca: PSG vs Atalanta (18/9): Prediksi, Line-up, dan Ujian Juara Bertahan Liga Champions

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×