kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Shield On Service (SOSS) targetkan pendapatan Rp 1,3 triliun di 2020


Selasa, 20 Oktober 2020 / 14:02 WIB
Shield On Service (SOSS) targetkan pendapatan Rp 1,3 triliun di 2020
ILUSTRASI. Aktivitas pekerja perusahaan alih daya atau outsourcing SDM, PT Shield On Service Tbk (SOSS).


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Shield On Service Tbk (SOSS) mengakui pandemi corona (Covid-19) cukup berdampak ke bisnis di tahun ini. Meski demikian, perusahaan alih daya (outsourcing) ini memproyeksikan pendapatan di 2020i bisa tetap dijaga di level Rp 1,3 triliun, sama dengan tahun lalu.

Direktur Keuangan SOSS Prasetyo Wibowo mengatakan, di awal tahun ini, SOSS cukup tertekan dampak pandemi corona yakni berkurangnya klien dari sektor korporasi dan meningkatkan biaya operational expenditure (opex).

"Pandemi Covid-19 berdampak ke perusahaan meskipun dampaknya temporer," ujarnya kepada Kontan.co.id pekan lalu, (14/10).

Prasetyo menyebutkan, di semester I 2020 pendapatan SOSS naik, namun laba turun karena biaya opex yang meningkat sejak adanya pandemi corona.

Baca Juga: Pahit Manis UU Cipta Kerja Bagi Perusahaan Alih Daya

Ia mencontohkan akibat mal dan restoran tutup, otomatis SOSS harus menarik karyawan di lapangan sehingga tidak ada pemasukan. Di satu sisi, SOSS juga terus mengeluarkan biaya seperti rapid test atau swab test untuk karyawan. Menurut Prasetyo. hal tersebut otomatis meningkatkan biaya operasional.

Melansir laporan keuangan SOSS di semester I 2020, perusahaan penyedia tenaga kerja alih daya ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan 17,11% yoy menjadi Rp 746,03 miliar. Namun karena ada kenaikan di sejumlah pos beban dan menyusutnya pendapatan  lain-lain membuat laba tahun berjalan SOSS merosot dari Rp 15,97 miliar di semester I 2019 menjadi hanya Rp 1,68 miliar di periode sama tahun ini.

Di paruh pertama tahun ini, SOSS menyebutkan, klien baru dari korporasi menurun. Meski begitu, Prasetyo mengungkapkan pandemi justru membuka peluang baru dari sektor ritel yang bertambah.

"Jadi bukan kontrak jangka panjang yang bertambah melainkan hanya proyek one job saja yang banyak. Seperti pekerjaan untuk disinfektan gedung, apartemen, kantor, rumah sakit, dan masih banyak lain yang menggunakan jasa disinfeksi kita," jelasnya.

Meskipun bisnisnya terdampak pandemi corona, SOSS telah menargetkan pendapatan di sepanjang tahun ini. Prasetyo mengatakan, hingga akhir tahun pendapatan perusahaan diusahakan mencapai Rp 1,3 triliun. Adapun di 2019, SOSS mencatatkan pendapatan senilai Rp 1,34 triliun dan laba periode berjalan senilai Rp 31,4 miliar.

Prasetyo optimistis bakal ketiban berkah setelah Undang-Undang Cipta Kerja atau Omnibus Law dijalankan. Salah satu yang menjadi katalis positif adalah meningkatnya permintaan tenaga kerja alih daya untuk memenuhi kebutuhan industri.

"Poin positifnya, Omnibus Law menciptakan peluang bagi industri alih daya untuk tumbuh  karena perusahaan yang baru masuk maupun sudah berkembang dimudahkan menggunakan jasa outsourcing," kata Prasetyo.  

Selanjutnya: Shield On Service (SOSS) optimistis UU Cipta Kerja jadi katalis positif ke kinerja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×