Siap Tampung Gas Baru ENI, Badak LNG Reaktivasi Train F dengan Biaya US$ 139 Juta

Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - BONTANG. PT Badak NGL, anak usaha Subholding Upstream Pertamina Hulu Energi (PHE), menyiapkan langkah untuk memperpanjang umur operasional kilang gas alam cair (LNG) Bontang melalui proyek reaktivasi Train F.

Fasilitas yang sempat tidak beroperasi sejak 2020 itu ditargetkan kembali aktif pada Oktober 2028, seiring dengan rencana masuknya pasokan gas dari lapangan ENI di Wilayah Kerja (WK) North Ganal, Kalimantan Timur.

Sr. Manager Corporate Communication & Services Badak LNG Busori S mengungkapkan, reaktivasi Train F kini memasuki tahap assessment yang berlangsung sejak Februari dan direncanakan rampung pada November mendatang.

Baca Juga: Badak LNG Catat Pengapalan LNG Capai 67,63 Kargo Sepanjang 2024

Menurut Busori, reaktivasi Train F ini karena ada potensi gas masuk di 2027–2028 dari lapangan gas milik ENI yang akan berdampak positif bagi devisa negara dan ekonomi Bontang.

Manager CSR & Relations PT Badak LNG, Putra Peni Luhur Wibowo mengatakan, pihaknya menargetkan Train F bisa mulai beroperasi pada tahun 2028.

“Tujuannya agar Train F sudah siap pada Oktober 2028, bersamaan dengan rencana ENI mulai menyalurkan gas dari Lapangan North Ganal. Jadi kami sedang kejar-kejaran waktu supaya saat gas masuk, fasilitasnya sudah siap beroperasi,” ujar Luhur.

Lapangan gas North Ganal yang digarap perusahaan migas asal Italia, ENI, diperkirakan memiliki cadangan awal sekitar 5 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/Tcf). Untuk mengantisipasi masuknya pasokan tersebut, Badak LNG menyiapkan investasi reaktivasi sebesar US$ 139 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun (kurs Rp16.000 per dolar AS).

Sementara itu, Special Assignment II PT Badak LNG Ian Galang Prakoso mengungkapkan, reaktivasi Train F bukan proyek yang mudah.

Selain menghadapi tantangan teknis, proyek ini juga bersaing dalam hal ketersediaan sumber daya, vendor, dan pengiriman peralatan di tengah ketatnya pasar LNG global. Setidaknya terdapat 7.200 aset dan komponen yang perlu diperiksa dan sebagian kemungkinan diganti.

Baca Juga: 5 Dekade, Badak LNG Capai Pengapalan LNG ke-10.000

“Yang paling kritikal memastikan fasilitas siap saat pasokan gas dari hulu mulai mengalir. Jangan sampai upstream sudah jalan, tapi train belum ready,” tegasnya.

Saat ini, Badak LNG mengoperasikan dua train aktif dan satu train idle sebagai cadangan. Fasilitas kilang di Bontang memiliki enam tangki LNG dengan total kapasitas 636 ribu meter kubik dan lima tangki LPG masing-masing 40 ribu meter kubik.

Kilang ini memiliki kapasitas penyerapan gas hingga 3.700 juta kaki kubik per hari (MMscfd) dan kapasitas produksi 22,5 juta ton per tahun (MMtpa).

Selama lebih dari lima dekade beroperasi, Badak LNG telah mengapalkan lebih dari 10.000 kargo LNG ke berbagai negara seperti Jepang dan Korea Selatan. Hingga 13 Oktober 2025, kilang ini mencatat produksi 490 kargo LNG dan 535,95 ribu metrik ton LPG.

Dengan tambahan pasokan gas dari ENI, masa operasi kilang Bontang diperkirakan dapat diperpanjang hingga 2034. Reaktivasi Train F diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi LNG dan LPG nasional sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar LNG global.

Selanjutnya: Perang Dagang AS–China Kian Panas, Pasar Kripto Terombang-Ambing

Menarik Dibaca: Katalog Promo JSM Alfamidi Periode 17-19 Oktober 2025, Hemat Hanya 3 Hari!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News