Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
Dileep yakin kinerja BUMI dalam beberapa tahun ke depan akan terus berkembang. Terlepas dari isu virus corona, potensi permintaan batubara yang besar dari India, China, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia masih cukup besar. Hal ini seiring berkembangnya proyek pembangkit listrik berbasis batubara di negara-negara tersebut.
BUMI pun berupaya meningkatkan produksi batubara dari KPC dan Arutmin hingga mencapai 100 juta ton per tahun secara organik sekaligus mengamankan bisnis tambahan untuk batubara dari PT Pendopo Energi Batubara.
Peluang tersebut sangat terbuka lebar, apalagi jika pemerintah memberikan status Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) kepada KPC dan Arutmin.
Baca Juga: Ada virus corona, Bumi Resources (BUMI) tetap targetkan produksi batubara 95 juta ton
“Secara paralel, BUMI juga terus mendiversifikasi pendapatan dari tambang emas dan seng yang dikelola Bumi Resources Minerals,” tambah Dileep.
Tak ketinggalan, manajemen BUMI juga terus melakukan studi kelayakan untuk proyek gasifikasi batubara sebagai subtitusi minyak. Sekadar catatan, perusahaan ini memiliki rencana untuk membangun pabrik pengolahan gas dari batubara di kawasan Kalimantan.
Pihak BUMI menargetkan proses studi kelayakan atas proyek tersebut akan selesai pada tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News