Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Yuyus mengatakan, pihaknya berfokus pada cash flow leadership atau fokus market pada pemilik proyek yang memiliki kepastian pendanaan. Emiten BUMN ini juga mereorganisasi manajemen lewat merger atau likuidasi pada beberapa unit/divisi untuk menjadi lebih ramping dan efisien. Selain itu restrukturisasi utang anak usaha selama masa pandemi.
Selanjutnya, divestasi untuk memperoleh pendanaan bagi investasi baru dan meningkatkan likuiditas. Emiten konstruksi pelat merah ini menargetkan untuk mendivestasikan empat aset yaitu, Tol Pandaan Malang dengan kepemilikan PTPP di 35% dan target mendivestasikan sebesar 20%, Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi share kepemilikan PTPP sebesar 15%, Pelabuhan Kualatanjung share kepemilikan PTPP sebesar 25%, Tol Cisumdawu share kepemilikan PTPP sebesar 14%.
Strategi lain adalah tight money policy yakni melakukan efisiensi cash out-cost reduction untuk perbaikan kinerja bisnis yang efektif dan high-suvival dengan melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya usaha. PTPP juga selektif dan mengurangi belanja modal. PTPP juga lebih berfokus dalam menyelesaikan proyek investasi carry over dan selektif dalam pemilihan proyek investasi baru.
Baca Juga: Pendapatan tertinggi di antara BUMN karya, Waskita Karya (WSKT) justru merugi
Selanjutnya, "Di masa pasca pandemi, perusahaan akan menerapkan strategi offensif yang berfokus pada, ekspansi market yaitu manajemen menargetkan kontrak baru yang berasal dari luar negeri. Saat ini PTPP sedang mengikuti tender proyek infrastruktur di Brunei, Filipina dan Malaysia," ujar Yuyus kepada kontan.co.id, Jumat (4/9).
Selain itu, intensifikasi/percepatan inovasi & teknologi (IT) untuk meningkatkan kinerja biaya, mutu, dan waktu proyek. PTPP juga melakukan sinergi dengan BUMN lain lebih baik & intensif untuk meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan. PTPP juga berkolaborasi dengan investor luar negeri untuk mendukung pembiayaan proyek, terutama pada proyek investasi.
PTPP melakukan diversifikasi yang sejalan dengan bisnis utama, menambah lini usaha perusahaan dengan melakukan penetrasi ke market baru ataupun dengan menambah variasi lini produk yang sejalan dengan bisnis ini perusahaan.
PTPP juga tengah melakukan transformasi bussines line. Perusahaan konstruksi ini melakukan merger, likuidasi atau pengkajian ulang lini bisnis serta melakukan divestasi bisnis yang tidak sesuai dengan bisnis inti atau rencana jangka panjang perusahaan. PT PP memperbesarkan portofolio EPC kontraktor terutama di bidang energi dan mineral, memprioritaskan pada proyek-proyek dengan sumber pendanaan APBN, APBD dan capex BUMN, dan selective investment, yaitu investasi fokus kepada proyek-proyek yang memang memiliki captive market yang jelas dan memiliki backstop dukungan pemerintah.
Yuyus menyampaikan, tahun ini PTPP fokus pada investasi strategis yang sudah berjalan, antara lain, Jalan Tol Desari, Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Jalan Tol Manado-Bitung, Rest Area Batang, Semarang Demak, Centurion, Celebes (Makassar Pare-pare), dan selective investment.
Selanjutnya: Emiten BUMN Karya Kurangi Porsi Proyek Turnkey
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News