kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak strategi perusahaan batubara di tengah harga yang terus menanjak


Rabu, 08 September 2021 / 18:41 WIB
Simak strategi perusahaan batubara di tengah harga yang terus menanjak
ILUSTRASI. Kapal tongkang pengangkut batubara. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/rwa.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara terus mengalami kenaikan dari waktu ke waktu, yang terbaru Harga Batubara Acuan (HBA) September 2021 mencapai US$ 150,03 per ton. Angka ini naik US$ 19,04 per ton dibanding HBA bulan Agustus 2021 yang mencapai angka US$ 130,99 per ton.

Di tengah tren kenaikan harga batubara ini, sejumlah perusahaan batubara punya beragam strategi demi menjaga dan meningkatkan kinerja hingga sisa tahun ini.

Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava memastikan pada tahun ini pihaknya berfokus untuk memaksimalkan penjualan, dan menjaga margin serta keuntungan dari bisnis batubara. "Prioritas kami (juga) mempercepat pembayaran utang," ujar Dileep kepada Kontan, Rabu (8/9).

Merujuk laporan keuangan BUMI, liabilitas BUMI mencapai US$3,3 miliar per Juni 2021, naik dari US$ 3,29 miliar per akhir 2020. Dileep mengungkapkan saat ini biaya produksi yang dikenakan ada di kisaran US$ 33 hingga US$ 34 per ton dimana sekitar sepertiga dari biaya produksi digunakan untuk diesel. Pihaknya menargetkan besaran produksi ini dapat dijaga termasuk untuk kuartal III 2021 ini.

Baca Juga: Mitrabara Adiperdana (MBAP) kejar produksi 4 juta ton batubara tahun ini

Pada tahun ini BUMI menargetkan produksi batubara dapat mencapai 85 juta hingga 88 juta ton atau meningkat dari raihan tahun 2020 yang sebesar 81,5 juta ton. "Kami mengutamakan penjualan ke dalam negeri termasuk untuk PLN serta untuk ekspor," kata Dileep.

Sepanjang semester I 2021 BUMI meraup laba yang dapat diatribusikan sebesar US$ 1,89 juta atau membaik dari periode sama di tahun sebelumnya yang rugi US$ 86,1 juta. Serta pendapatan sebesar US$ 421,86 juta atau turun 4,21% year on year (yoy) dari raihan periode yang sama di tahun 2020 yang mencapai US$ 440,43 juta.

Sementara itu, manajemen PT Adaro Energy Tbk (ADRO) memastikan bakal tetap berfokus pada operasional bisnis inti sembari meningkatkan efisiensi serta menjaga tingkatan produksi.

Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira memastikan manajemen juga memaksimalkan upaya untuk menjaga kas serta mempertahankan posisi keuangan yang solid.

"Adaro akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan dengan terus berfokus untuk mempertahankan marjin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan," ujar Ira kepada Kontan, Rabu (8/9).




TERBARU

[X]
×