kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sinar Mas jatuh tujuh kali, bangkit delapan kali


Rabu, 28 September 2016 / 13:01 WIB
Sinar Mas jatuh tujuh kali, bangkit delapan kali


Reporter: Anastasia Lilin Y | Editor: Rizki Caturini

Badai belum berlalu

Kebetulan, Dewi Fortuna juga berpihak pada bisnis kelapa sawit. Harga komoditas bahan baku minyak goreng itu lalu naik di atas US$ 1.000 per ton.
Kantong yang kemudian menggembung, memicu Sinar Mas menjajal peruntungan bisnis baru; infrastruktur, energi, pertambangan serta telekomunikasi. Dus, bisnis Sinar Mas bersemi  lagi tahun 2008.

Namun, badai tak benar-benar berlalu. Hingga kini, tudingan sebagai perusak lingkungan masih membayangi bisnis kelapa sawit serta pulp and paper. Sinar Mas bersikukuh menampik tudingan tersebut. "Itu adalah persaingan bisnis global, Prancis dan Eropa terang-terangan anti sawit," elak Gandi.

Selain itu, tak semua pertimbangan bisnis Sinar Mas bernas. Pada bisnis telekomunikasi misalnya, Sinar Mas mengaku CDMA adalah buah  kesalahan memilih teknologi. Alhasil, Sinar Mas harus membereskan kesalahan yang dibuat sendiri.

Hanya saja, pepatah Jepang menyebut shichiten hakki, yang berarti jatuh tujuh kali bangun delapan kali. Sinar Mas sepertinya mempunyai banyak cara untuk kembali bangkit.            

Regenerasi 

Saat ini Eka Tjipta Widjaja tak lagi duduk di garda depan. Anak dan cucunya yang menjalankan roda bisnis Grup Sinar Mas. Setiap anak mengelola satu lini. Bisnis yang dipegang anak, otomatis menurun ke cucu.

Sinar Mas mengelompokkan ratusan perusahaan ke dalam enam pilar utama bisnis, yakni pulp and paper, jasa keuangan, pengembang dan real estat serta agribisnis dan makanan. Dua lini bisnis lagi adalah telekomunikasi serta energi dan infrastruktur.

Anak tertua Eka Tjipta, yakni Teguh Ganda Widjaja memegang pulp and paper, sedangkan Franky O. Widjaja menggawangi agribisnis dan makanan. Lantas, bisnis pengembang dan real estat dikendalikan Muktar Widjaja. Kalau Indra Widjaja kebagian jasa keuangan. Anak-anak mereka atau generasi III, sudah terlibat menjalankan bisnis bersama-sama.

Hanya bisnis energi dan infrastruktur yang langsung dipegang oleh generasi III. Fuganto Widjaja, anak Indra Widjaja mengawal bisnis yang antara lain membawahi PT Golden Energy Mines Tbk dan PT Berau Coal Energy Tbk itu. "Dipilih di antara generasi III, Pak Fuganto dianggap mampu dan bisa menjalankan," terang Gandi Sulistiyanto, Managing Director Sinar Mas Group, saat dijumpai KONTAN, akhir Agustus silam.

Menjalankan bisnis berbarengan antara generasi II dan III bukan tanpa kendala. Meskipun, pertalian darah mengikat mereka. Kendala biasanya muncul lantaran faktor latar belakang pendidikan dan komunikasi. Gaya kepemimpinan generasi III yang berlatar belakang pendidikan di luar negeri, berbeda dengan generasi II.

Namun, klan Eka Tjipta sudah sepakat dengan satu hal. "Kalau sudah diputuskan oleh anak tertua, yang lain mengikuti, walaupun dalam diskusi ada perbedaan pendapat," kata Gandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×