kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sinar Mas tancap gas garap ekosistem ekonomi digital


Kamis, 29 April 2021 / 21:52 WIB
Sinar Mas tancap gas garap ekosistem ekonomi digital
ILUSTRASI. Sinar Mas tancap gas garap ekosistem ekonomi digital


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak ingin tertinggal dalam laju kencang ekonomi digital, Sinar Mas Grup turut tancap gas menggeber investasi untuk inovasi dan digitalisasi. Salah satu konglomerasi bisnis raksasa di Indonesia ini pun gencar menanamkan investasi pada usaha rintisan berbasis teknologi (start up).

Managing Director Sinar Mas, Saleh Husin, mengungkapkan bahwa secara historis, investasi yang disalurkan Sinar Mas selalu terkait dengan produk dan jasa yang menjadi kebutuhan publik, dan tentunya secara bisnis memiliki prospek yang cerah di masa depan. 

Oleh sebab itu, Sinar Mas mengembangkan kawasan Digital Hub di BSD City bagi komunitas digital, startup, serta tech leader untuk berinovasi.

"Sejalan dengan niatan pemerintah mengoptimalkan industri digital sebagai pendorong negeri ini masuk dalam sepuluh besar kekuatan ekonomi global pada tahun 2030. Kami percaya teknologi digital menyediakan banyak solusi bagi kehidupan manusia yang lebih berkualitas," ungkap Saleh kepada Kontan.co.id, Kamis (29/4).

Baca Juga: Konglomerat makin getol berinvestasi di startup, ternyata ini alasannya

Adapun, investasi Sinar Mas ke ranah digital bisa berbentuk langsung maupun pendanaan tak langsung. Investasi berbentuk langsung misalnya dilakukan dengan Grab dalam pengembangan Grab Innovation and Engineering Lab di BSD City pada tahun 2019. 

Lalu pada start up layanan kesehatan berbasis digital (HealthTech), SehatQ. "Sementara pendanaan tak langsung, dilakukan melalui perusahaan pemodalan ventura (venture capital), seperti yang telah kami lakukan ke Gojek tahun lalu," pungkas Saleh.

Seperti diketahui, industri digital dengan beragam segmen dan platform-nya digadang bakal menjadi tumpuan ekonomi Indonesia di masa depan. Dengan potensi pasar yang melimpah, Indonesia pun telah melahirkan usaha rintisan berbasis digital dengan nilai valuasi lebih dari US$ 1 miliar (unicorn) hingga yang berlabel decacorn (valuasi lebih dari US$ 10 miliar).

Peran dari konglomerasi besar masih dominan. Korporasi berskala jumbo macam Djarum Grup, EMTEK, Sinar Mas Grup, Grup Astra hingga Grup Lippo rajin membanjiri investasi pada platform digital dengan berbagai segmen ini. Konglomerasi Indonesia pun turut berpartisipasi dalam aksi go public Grab di Amerika Serikat (AS), yakni Grup Sinar Mas bersama Grup Djarum dan EMTEK. 

Tak hanya dari swasta, badan usaha plat merah, khususnya Telkom Grup juga gencar menanamkan modal pada perusahaan rintisan berbasis digital. Melalui modal ventura, PT Metra Digital Investama (MDI Ventures), Telkom Grup sudah berinvestasi ke lebih dari 50 start up di 12 negara.

Selanjutnya: Pengamat sebut ada potensi konglomerasi baru di bisnis startup

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×