kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   0,00   0,00%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Sinergi pemangku kepentingan diperlukan guna mengerek infrastruktur logistik nasional


Rabu, 12 September 2018 / 15:58 WIB
Sinergi pemangku kepentingan diperlukan guna mengerek infrastruktur logistik nasional
ILUSTRASI. Pelabuhan Tanjung Priok


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Handoyo

Apalagi terkait dengan implementasi roadmap industri 4.0 yang dilaunching pada April tahun ini ada lima sektor utama yang akan dikembangkan pemerintah yang seluruhnya membutuhkan peran logistik. Mulai dari industri makanan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronika dan petrokimia membutuhkan peran logistik dan infrastruktur yang baik.

“Oleh karena itu, kelima sektor tersebut sangat terait erat dengan logistik. Kami berharap banyak hal yang bisa disampaikan dan dikontribusikan kepada sektor industri,” lanjutnya.

Carmelita Hartoto, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur dan kebijakan pemerintah saat ini dinilai positif untuk pengembangan sektor logistik. Salah satunya adalah paket kebijakan 15 yang mendorong kinerja logistik nasional lebih positif.

Dengan luas wilayah dan terdiri dari ribuan pulau, sistem logistik di Indonesia memang berbeda dibandingkan dengan negara-negara lain. Dengan 17.500 pulau dan total populasi 260 juta jiwa maka pelaku logistik di Indonesia memiliki penanganan khusus.

“Cara-cara yang dilakukan pasti memerlukan penanganan khusus yang kompleks dari mulai hulu sampai ke hilir rantai pasok logistik,” tambahnya.

Dirinya berharap dengan kerjasama antara pemerintah dan stakeholder bisa membuat pengembangan sektor logistik lebih baik lagi. Apalagi saat ini dengan masuknya revolusi industri 4.0 yang membuat masa depan sangat dipengaruhi oleh teknologi, khususnya untuk menekan biaya logistik dan efisiensi biaya transportasi.

“Ini menuntut perubahan pelaku usaha terait transportasi, seluruh aktivitas pergudangan, pelayaran, traking dan pelabuhan semuanya harus terintegrasi digital,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×