Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proses pemulihan layanan kepabeanan Customs-Excise Information System and Automation (CEISA) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) masih berjalan sejak mengalami gangguan pada Kamis (8/7) lalu.
Setelah berselang hampir seminggu, proses pemulihan yang masih berlangsung dinilai belum membawa dampak signifikan oleh sejumlah pengguna.
Sumber anonim Kontan.co.id mengungkapkan bahwa dirinya masih belum bisa mengakses portal resmi bea cukai. Nahasnya, sejumlah upaya lain yang dilakukan mulai dari menghubungi pihak dukungan teknis (DUTEK) hingga menelpon kantor pusat DJBC juga belum membuahkan hasil.
“Bagian DUTEK ditanya gak ada yang tahu, mau ketemu tatap muka enggak bisa,” ujar sumber Kontan.co.id, Rabu (14/7).
Baca Juga: Ini loh, pajak-pajak yang dibebaskan Sri Mulyani untuk keperluan Covid-19
Kendala juga dialami oleh Asosiasi Eksportir Importir Buah dan Sayuran Indonesia (Aseibsindo). Barang-barang yang diimpor oleh anggota asosiasi sudah menumpuk di lapangan penumpukan petikemas alias container yard sejak Kamis (8/7) lalu gara-gara pelayanan kepabeanan yang terganggu.
“Biasanya maksimal 3 hari,” kata Sekretaris General Aseibsindo Hendra Juwono kepada Kontan.co.id.
Di sisi lain, penumpukan barang di container yard yang berkepanjangan berdampak pada penumpukan biaya bagi para eksportir importir buah dan sayuran.
Dalam wawancaranya dengan Kontan.co.id Minggu (11/7) lalu, Hendra memaparkan bahwa umumnya eksportir importir buah dan sayuran perlu merogoh kocek minimal Rp 2,1 juta per kontainer kepada pengurus pelabuhan untuk biaya penumpukan serta biaya listrik dalam 1 hari di 3 hari pertama, dengan tambahan progressive charge mulai hari keempat.