Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sistem logistik perikanan yang belum baik membuat penyebaran ikan di Indonesia belum merata.
Ketidakmerataan itu disebabkan tidak meratanya letak industri pengolahan perikanan dengan lokasi potensi perikanan. Industri perikanan mayoritas berada di daerah barat Indonesia sementara sumber daya perikanan lebih besar berada di wilayah Timur Indonesia.
"Pelabuhan perikanan 69% di barat Indonesia dan 31% berada di timur Indonesia," ujar Staf Ahli Bidang Hubungan Ekonomi dan Politik, Hukum dan Keamanan, Elen Setiadi, Senin (12/2).
Hal serupa juga disampaikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Susi Pudjiastuti. Keluhan mengenai kekurangan bahan baku terus disampaikan oleh industri di beberapa daerah seperti Bitung, Sulawesi Utara.
Keluhan lain juga disampaikan dari daerah penghasil ikan. Susi bilang pada daerah penangkapan ikan seperti di Timika dan Merauke kesulitan dalam menjual hasil tangkapnya.
"Keluhan dari yang menangkap ikan susah cari pasar tapi di Bitung teriak kita kurang bahan baku," terang Susi.
Perbaikan sistem logistik akan berpengaruh bagi mutu kualitas dari produk perikanan. Perbaikan distribusi dan logistik hasil perikanan melalui perluasan Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN), penugasan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan mengusulkan operasional kegiatan industri perikanan nasional yang bersifat rintisan.
Perbaikan sistem logistik juga dapat memanfaatkan fasilitas tol laut. Pengiriman logistik ke daerah timur dapat membawa produk perikanan saat kapal kembali. "Tol laut bisa digunakan untuk membawa ikan," Jelasnya.
Saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menetapkan 12 Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT). 12 SKPT itu terletak di Sabang, Mentawai, Sebatik, Natuna, Talaud, Morotai, Biak, Mimika, Merauke, Saumlaki, Rote Ndao, dan Sumba Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News