Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto
Benny kemudian mengatakan, temuan cadangan di struktur SL dan KL ini sangat berpotensi menjadi temuan migas ekonomis pertama yang dapat berproduksi di Cekungan Natuna Timur.
“Selain bertambahnya cadangan migas nasional, temuan tersebut juga semakin menegaskan kedaulatan Wilayah Republik Indonesia utamanya di perbatasan antara Indonesia-Vietnam,” jelasnya.
Tajak Sumur SL-2 dilaksanakan pada 3 Juli 2021 dengan target batupasir Formasi Gabus. Sumur ini berhasil mengalirkan sejumlah gas dan kondensat yang cukup signifikan dari 1 interval DST.
Sumur SL-2 selesai beroperasi pada 7 September 2021 dan kemudian berpindah ke lokasi struktur KL untuk melakukan pengeboran sumur KL-2.
Baca Juga: Pemerintah bakal percepat izin usaha sektor hulu migas
Sumur KL-2 sendiri ditajak pada 10 September 2021 dengan target Formasi Lower Terumbu. Sumur ini berhasil mengalirkan sejumlah minyak, gas, dan kondensat yang cukup signifikan dari 2 interval DST. Sumur ini dapat diselesaikan pada 18 November 2021.
Selain mengelola WK Tuna, saat ini Premier Oil juga mengelola 3 WK eksplorasi lainnya yakni Andaman I dan South Andaman sebagai non operator partner, serta Andaman II sebagai operator. Premier Oil juga memiliki 1 WK yang telah berproduksi yaitu Natuna Sea Block A.
“Kami mengapresiasi langkah Premier Oil yang tetap melakukan investasi untuk kegiatan eksplorasi di Indonesia. Selama periode 2019-2021 Premier Oil telah melakukan akuisisi seismik 3D di WK Andaman II dan pengeboran sumur eksplorasi di WK Tuna. Tahun depan, mereka juga berencana untuk melakukan setidaknya satu pengeboran eksplorasi deepwater frontier di WK Andaman II,” pungkas Benny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News