Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) pada tahun ini bisa bernafas lega karena tidak perlu menjual kargo LNG di pasar spot. Pasalnya seluruh produksi LNG pada tahun ini bisa habis terserap.
Kepala Divisi Monetisasi Minyak dan Gas Bumi SKK Migas Waras Budi Santosa mengatakan jelang akhir tahun 2018, PLN meminta tambahan pasokan LNG sebanyak 4,7 kargo. Kebutuhan LNG tersebut diambil dari kargo LNG yang belum terkontrak (uncommited).
Dengan begitu di akhir tahun, Waras menyebut seharusnya sudah tidak ada lagi LNG uncommitted. "Itu termasuk yang dari uncomitted. Kami kasih kewajiban untuk masukkan dari DS (Donggi Senoro). Harusnya (uncommited terserap),"ujar Waras pada Kamis (1/11).
Lebih lanjut Waras bilang, pada tahun ini PLN telah berkontrak sebanyak 50 kargo LNG. Kontrak LNG tersebut didapat dari Bontang sebanyak 31 kargo LNG dan Tangguh sekitar 16-20 kargo LNG.
Untuk tahun depan, Waras bilang kontrak LNG PLN akan sama dengan tahun ini yaitu berkisar di angka 50 kargo LNG. Sementara untuk penyerapannya, Waras menyebut penyerapan LNG oleh PLN untuk kebutuhan pembangkit listrik hampir sama dengan kontrak. "Selama ini penyerapannya hampir sama,"pungkasnya.
Asal tahu saja, jelang akhir tahun 2018 ini PLN memnta tambahan pasokan LNG untuk pembangkit listrik di Jawa-Bali. PLN memesan 4,7 kargo LNG untuk dikirimkan pada Oktober-November ini.
Tambahan pasokan diambil LNG sebanyak 2,7 kargo diambil dari Bontang, satu kargo dari dari DSLNG (PT Donggi-Senoro LNG) dan satu kargo dari Tangguh.
Permintaan pasokan LNG tersebut dilakukan PLN karena adanya gangguan dua pembangkit listrik di Jawa. Selain itu, PLN juga kesulitan mendapatkan debit air untuk mengoperasikan PLTA sehingga menggantinya dengan pasokan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) untuk menjaga pasokan listrik Jawa-Bali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News