Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
Julius berharap proyek-proyek migas yang sudah onstream dan yang dijadwalkan onstream di kuartal tiga nanti akan sanggup menopang lifting migas nasional di sisa tahun ini. Memang, dengan adanya proyek-proyek migas tersebut, realisasi lifting migas Indonesia akan terkoreksi di akhir tahun nanti.
SKK Migas memperkirakan lifting migas nasional hanya akan mencapai 1.697.000 BOEPD pada tahun ini. Sementara hingga akhir Mei lalu, realisasi lifting migas migas tercatat sebesar 1,71 juta BOEPD. Jumlah tersebut baru mencapai 88,9% dari target APBN sebesar 1,94 juta BOEPD dan 99% dari target Work Plan & Budget (WP&B) sebesar 1,80 juta BOEPD.
Baca Juga: SKK MIgas Targetkan Pengeboran 200 Sumur Blok Rokan untuk Menjaga Target Lifting
Potensi penurunan lifting migas tersebut tak lain akibat dampak pandemi Corona sekaligus rendahnya harga minyak dunia. Kondisi demikian berdampak pada turunnya aktivitas pengeboran serta kegiatan Work Over dan Well Service yang dilakukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Work Over merupakan pekerjaan ulang atas sumur minyak yang telah ada, sedangkan Well Service adalah perawatan sumur minyak.
Adapun pada tahun 2021, SKK Migas menargetkan lifting migas nasional sebanyak 1,71 juta BOEPD. Angka ini terdiri dari lifting minyak sebesar 705.000 BOEPD dan gas sebanyak 1,007 juta BOEPD.
Terkait realistisnya target lifting migas di tahun 2021, Julius berpendapat bahwa hal tersebut merupakan penyesuaian terhadap faktor realisasi yang rendah di tahun ini serta pertimbangan keadaan Covid-19 di Indonesia dan dunia.
Lantas, walau tidak disebut secara rinci, Julius tetap yakin proyek-proyek migas yang sudah dijadwalkan onstream di tahun ini masih bisa berkontribusi besar terhadap lifting migas di tahun berikutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News