Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) masih mengupayakan agar sejumlah proyek migas yang onstream di tahun ini dapat berjalan tepat waktu. Hal ini supaya proyek-proyek tersebut bisa menopang produksi siap jadi atau lifting migas di masa mendatang.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menyebut, dari 12 proyek migas yang dijadwalkan onstream di tahun 2020, saat ini sudah ada lima proyek yang terealisasi.
Di antaranya adalah proyek Lapangan Buntal-5 oleh Medco E&P Natuna Ltd, Lapangan Randugunting oleh PT Pertamina Hulu Energi, Grati Pressure Low oleh Ophir Indonesia Ltd, Bukit Tua Phase 3 oleh Petronas Carigali Ketapang II Ltd, dan Power Plant Sembakung oleh PT Pertamina EP.
Baca Juga: SKK Migas: Serapan gas rendah, lifting gas bulan Mei hanya 79%
Catatan Kontan.co.id, 5 proyek yang sudah onstream di tahun ini berpotensi memberi tambahan produksi migas sebanyak 3.182 BOPD untuk minyak dan 109,5 MMSCFD untuk gas.
“Proyek lainnya masih sesuai jadwal di tahun ini, bahkan ada yang sedang mengusahakan untuk percepatan proyek yang akan onstream di masa depan untuk bisa segera onstream di tahun 2020,” ungkap Julius, Minggu (21/6).
SKK Migas masih mengupayakan lima proyek migas akan segera onstream pada kuartal III-2020. Proyek tersebut meliputi Malacca Strait Phase I oleh EMP Malacca Srait, Lapangan Cantik WK Belida oleh Sele Raya Belida, Kompresor Betung dan SKG-19 Musi Timur oleh PT Pertamina EP, Lapangan Meliwis WK Madura Offshore oleh Ophir Indonesia Ltd, dan Lapangan Peciko 8A WK Mahakam oleh Pertamina Hulu Mahakam.
Julius mencatat, sejauh ini proyek migas yang benar-benar gagal onstream di tahun 2020 adalah proyek Merakesh oleh Eni East Sepinggan Ltd. Proyek ini baru akan onstream di tahun 2021 nanti setelah sebelumnya dijadwalkan onstream pada September 2020.
“Proyek lain ada yang mundur tapi masih kami usahakan untuk bisa onstream di tahun ini, semoga lancar,” imbuh dia tanpa menyebut proyek yang dimaksud.
Julius berharap proyek-proyek migas yang sudah onstream dan yang dijadwalkan onstream di kuartal tiga nanti akan sanggup menopang lifting migas nasional di sisa tahun ini. Memang, dengan adanya proyek-proyek migas tersebut, realisasi lifting migas Indonesia akan terkoreksi di akhir tahun nanti.
SKK Migas memperkirakan lifting migas nasional hanya akan mencapai 1.697.000 BOEPD pada tahun ini. Sementara hingga akhir Mei lalu, realisasi lifting migas migas tercatat sebesar 1,71 juta BOEPD. Jumlah tersebut baru mencapai 88,9% dari target APBN sebesar 1,94 juta BOEPD dan 99% dari target Work Plan & Budget (WP&B) sebesar 1,80 juta BOEPD.
Baca Juga: SKK MIgas Targetkan Pengeboran 200 Sumur Blok Rokan untuk Menjaga Target Lifting
Potensi penurunan lifting migas tersebut tak lain akibat dampak pandemi Corona sekaligus rendahnya harga minyak dunia. Kondisi demikian berdampak pada turunnya aktivitas pengeboran serta kegiatan Work Over dan Well Service yang dilakukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Work Over merupakan pekerjaan ulang atas sumur minyak yang telah ada, sedangkan Well Service adalah perawatan sumur minyak.
Adapun pada tahun 2021, SKK Migas menargetkan lifting migas nasional sebanyak 1,71 juta BOEPD. Angka ini terdiri dari lifting minyak sebesar 705.000 BOEPD dan gas sebanyak 1,007 juta BOEPD.
Terkait realistisnya target lifting migas di tahun 2021, Julius berpendapat bahwa hal tersebut merupakan penyesuaian terhadap faktor realisasi yang rendah di tahun ini serta pertimbangan keadaan Covid-19 di Indonesia dan dunia.
Lantas, walau tidak disebut secara rinci, Julius tetap yakin proyek-proyek migas yang sudah dijadwalkan onstream di tahun ini masih bisa berkontribusi besar terhadap lifting migas di tahun berikutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News