Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksikan penurunan angka produksi migas pada tahun ini akibat pandemi corona. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto bilang penurunan produksi minyak diperkirakan mencapai hampir 4%.
"Kita berhitung seoptimal mungkin, kita harap outlook (dikisaran) 725 ribu barel per hari (bph) rata-rata. Sesungguhnya kalau dibandingkan dengan APBN yang sekitar 755 ribu bph ini penurunan tidak signfiikan karena 4%," ujar Dwi dalam sambungan video conference, Kamis (16/4).
Kendati demikian Dwi memastikan angka proyeksi ini masih lebih tinggi ketimbang besaran target produksi WP&B yang disepakati SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sebesar 705,34 ribu bph.
Baca Juga: Investasi dan penerimaan negara dari sektor migas terancam tak mencapai target
Proyeksi penurunan juga dialami oleh produksi dan lifting gas yang semula ditargetkan dalam APBN sebesar 5.732 MMscfd menjadi 5.727 MMscfd.
Dwi melanjutkan, koordinasi intensif masih terus dilakukan sebab sejumlah KKKS memang tengah menyiapkan usulan perubahan WP&B tahun 2020."Kita berusaha mencari jalan keluar sehingga perubahan tidak terlalu besar," jelas Dwi.
Kendati demikian, sepanjang kuartal I realisasi produksi minyak KKKS menunjukkan catatan apik dimana produksi mencapai 728,82 ribu bph atau setara 103,1% dari target WP&B.
Namun jika dibandingkan dengan target APBN yang sebesar 755 ribu bph, maka realisasi produksi kuartal I 2020 baru mencapai 97%.
Adapun, raihan positif ini bersumber dari sejumlah KKKS yang berhasil melampaui target produksi antara lain, Mobil Cepu Ltd, PT Chevron Pacific Indonesia, Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina Hulu Energi ONWJ, Petrochina International Jabung, Medco E&P Natuna, Pertamina Hulu Sanga-Sanga dan JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi Ltd.
"Optimalisasi produksi lifting Rokan berjalan dengan baik. ExxonMobil bisa lebih tinggi," tutur Dwi.
Baca Juga: Menteri ESDM teken beleid harga gas bagi 7 sektor industri dan kebutuhan PLN
Dwi melanjutkan, proses lifting pada periode akhir Maret mengalami sedikit kendala akibat pembatasan physical distancing. Hal ini mengakibatkan adanya stok siap lifting sebesar 2,77 juta barel.
Jumlah tersebut nantinya akan langsung dimasukkan ke dalam rencana lifting kuartal II tahun ini.
Sementara itu, realisasi produksi gas sepanjang kuartal I 2020 tercatat sebesar 7.118 MMscfd dan penyaluran gas sebesar 5.866 MMscfd atau setara 102,3% dari target salur WP&B yang sebesar 5,732 MMscfd.
Sayangnya angka tersebut masih berada di bawah target lifting APBN sebesar 5.732 MMscfd atau setara 88% dari target.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News