kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.250.000   11.000   0,49%
  • USD/IDR 16.640   37,00   0,22%
  • IDX 8.140   21,59   0,27%
  • KOMPAS100 1.116   -2,74   -0,25%
  • LQ45 782   -2,78   -0,35%
  • ISSI 287   0,98   0,34%
  • IDX30 411   -1,53   -0,37%
  • IDXHIDIV20 463   -3,28   -0,70%
  • IDX80 123   0,03   0,02%
  • IDXV30 133   -0,26   -0,19%
  • IDXQ30 129   -0,89   -0,69%

Sky Energy (JSKY) Kejar Momentum untuk Bangkit, Fokus Perbaiki Fundamental Bisnis


Rabu, 20 Agustus 2025 / 07:56 WIB
Sky Energy (JSKY) Kejar Momentum untuk Bangkit, Fokus Perbaiki Fundamental Bisnis
ILUSTRASI. PLTS Terapung milik PT Sky Energy Indonesia, Tbk (JSKY). PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) tengah berupaya bangkit setelah melewati periode sulit pasca PKPU.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) tengah berupaya bangkit setelah melewati periode sulit pasca penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) pada September 2023. 

Emiten produsen panel surya ini menargetkan bisa segera keluar dari suspensi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggenjot pemulihan kinerja operasional maupun keuangan.

Direktur Utama PT Sky Energy Indonesia Tbk Jung Fan, menyampaikan pihaknya mencatat progres signifikan terutama dalam pemenuhan kewajiban laporan keuangan tahunan. 

Baca Juga: Giliran Panel Surya Incar Peluang dari Koperasi Merah Putih

Laporan keuangan 2022 sudah sepenuhnya diunggah oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ditunjuk, laporan keuangan 2023 sedang diaudit dengan progres 45%, sementara laporan keuangan 2024 mulai dikerjakan secara in-house.

“Kami terus mendorong percepatan agar seluruh kewajiban bisa terpenuhi. Namun, pembayaran angsuran homologasi kepada para kreditur baru sekitar 10% karena permintaan global yang melemah dan pasar lokal yang juga menurun,” ujar Jung Fan dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (19/8/2025).

Selain tekanan pasar, JSKY juga menghadapi tantangan non-operasional berupa dugaan penggelapan oleh mantan Direktur Utama, Chirtoper Liawan. 

Perseroan menaksir kerugian mencapai Rp 6 miliar. Kasus tersebut kini masih dalam tahap penyidikan di Polres Bogor dan ditargetkan segera naik ke pengadilan.

Meski dihantam berbagai persoalan, JSKY tetap menjaga aktivitas produksi. Kapasitas memang sedikit menurun, namun perusahaan masih melayani sejumlah pesanan ekspor, khususnya dari pelanggan di Amerika Serikat, serta proyek lokal untuk PT Terang Wahana Hijau (IconGreen).

JSKY kini fokus menjaga likuiditas dan mempertahankan operasional menjelang berakhirnya masa grace period yang diatur dalam putusan Homologasi pada September 2025. 

Baca Juga: Pembiayaan Ganjal Proyek Panel Surya Koperasi Desa

Dalam jangka menengah, manajemen berharap bisa meningkatkan efisiensi sekaligus memperkuat penetrasi pasar internasional di tengah derasnya gempuran produk panel surya asal China.

“Pasar memang sangat kompetitif, tapi kami tetap optimistis bisa menemukan momentum kebangkitan. Kami ingin membuktikan bahwa JSKY mampu menjaga eksistensi di industri energi terbarukan nasional,” tegas Jung Fan.

Selanjutnya: Asing Masuk Bursa Saat IHSG Terkoreksi, Cek Net Buy dan Net Sell Terbesar Kemarin

Menarik Dibaca: Berikut Rekomendasi Saham Mirae Sekuritas (20/8), IHSG Potensi Mixed to Lower

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×