Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Konsumsi energi di Indonesia yang memanfaatkan tenaga surya atau solar panel di Indonesia dinilai pertumbuhannya masih lambat. Meski begitu, PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) yakin ke depan konsumsi solar panel bakal meningkat.
Direktur JSKY Hengky Loa mengatakan ke depan permintaan solar panel di dalam negeri bakal booming. Sampai saat ini, untuk penjualan modul solar panel yang dimanfaatkan langsung oleh ritel di Indonesia masih lambat. “Masih mengandalkan proyek, belum B2C (business to consumer),” katanya kepada Kontan.co.id pada Kamis (25/7).
Baca Juga: Sky Energy bukukan pendapatan Rp 424,7 miliar pada tahun 2018
Hengky menambahkan, saat ini untuk produk B2C, JSKY masih mengandalkan pasar luar negeri. Negara tujuan ekspor JSKY di antaranya Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara di Eropa.
Tahun ini, diharapkan penjualan ekspor bisa berkontribusi 50% terhadap pendapatan. Mengintip catatan tahun lalu, komposisi penjualan bersihnya terdiri dari Rp 275,56 miliar penjualan lokal dan Rp 149,15 miliar ekspor.
Baca Juga: Kejar Pertumbuhan Penjualan 30%, Ini Strategi Sky Energy (JSKY)
Direktur Utama JSKY Jackson Tandiono mengatakan, upaya ekspor masih menjadi salah satu upaya perusahaan untuk natural hedging dikarenakan masih tingginya ketergantungan JSKY terhadap bahan baku impor. “Kaca itu kita 50% impor,” tambahnya.
Di tahun ini JSKY menargetkan pendapatan sebesar Rp 552 miliar. Produsen pembangkit listrik tenaga surya atau solar panel itu di tahun 2018 membukukan pendapatan Rp 424,7 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
