Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen sawit, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) konsisten dalam melaksanakan program peremajaan sawit (PSR).
Hal itu dibuktikan dengan adanya program peremajaan kelapa sawit yang matang, tidak hanya untuk perkebunan internal, namun juga untuk perkebunan yang dikelola oleh petani.
"Hal ini diperlukan untuk memaksimalkan produktivitas industri kelapa sawit Indonesia dengan menggunakan benih generasi terbaru, seperti benih Dami Mas dan varietas klonal Eka 1 dan Eka 2," kata manajemen SMAR kepada Kontan.co.id, Jumat (17/5).
Baca Juga: Sinar Mas Agro (SMAR) Secures US$ 250 Million Loan from BNI
SMAR menjelaskan, perkebunan kelapa sawit dapat tetap produktif selama 20-25 tahun ke depan. Tapi disayangkan hasil produksi CPO nya akan menurun setelah melewati usia 25 tahun.
"Namun, produksi CPO akan menurun pada usia tersebut, meskipun produksi TBS tetap tinggi. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan peremajaan pada saat perkebunan mencapai usia 25 tahun," sambungnya.
Untuk itu, Perseroan memiliki program replanting sawit yang matang guna memiliki program peremajaan yang matang dengan target tahunan yang dirancang untuk mempertahankan total area perkebunan pada usia produktif.
"Mengingat jeda waktu 48 bulan/4 tahun antara penanaman kembali dan kelapa sawit menghasilkan buah yang dapat dipanen, penanaman kembali (replanting) perlu direncanakan secara bertahap untuk mengelola tingkat produksi," jelasnya.
Baca Juga: Sinar Mas Agro (SMAR) Kembali Pasok FAME untuk Biodiesel
Selain memikirkan produktivitas sawit yang maksimal. Perseroan juga turut memperhitungkan kesenjangan pendapatan petani akibat adanya repalnting sawit ini.
"Selain itu, petani membutuhkan dukungan finansial untuk menjembatani kesenjangan pendapatan yang diakibatkan oleh penanaman kembali," sambumgnya.
Oleh karena itu, program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Sinar Mas Agribusiness and Food menyediakan akses terhadap bibit yang lebih berkualitas, yang dapat meningkatkan produktivitas dan hasil panen.
"Hal ini akan membantu meningkatkan tingkat produktivitas di Indonesia dan akan bermanfaat bagi petani dan industri yang lebih luas," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan rata-rata realisasi program PSR baru mencapai 50.000 hektare (ha) setiap tahunnya sejak program ini dirilis pada tahun 2016.
Baca Juga: Sinar Mas Agro (SMAR) Pasok Biodiesel 1,5 Juta Kilo Liter
"Dan ini kurang dari 30% dari target yang waktu itu dicanangkan Presiden sebesar 180.000 ha per tahun," kata Airlangga dalam Rakornas Rencana Aksi Perkebunan Sawit Berkelanjutan, Kamis (28/3).
Secara total, realisasi program replanting sawit ini baru mencapai 331.007 ha sejak program ini diluncurkan. Padahal, PSR memiliki target luasan 180.000 ha setiap tahunya di 21 provinsi sentral penghasil kelapa sawit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News