Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan telekomunikasi dan operator seluler, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mulai melirik peluang menghadirkan teknologi 5G usai mengakuisisi saham PT Mora Telematika Indonesia atau Moratelindo.
Sebagaimana diketahui, akhir Mei lalu FREN melalui anak usahanya PT Smart Telecom (Smartel) mengakuisisi 20,5% saham Moratelindo dengan nilai pembelian sebesar Rp 360 miliar. Moratelindo sendiri merupakan perusahaan penyedia infrastruktur serat optic untuk jaringan telekomunikasi.
Penandatanganan Perjanjian Penyertaan Saham Bersyarat antara Smartel dengan pemegang saham Moratelindo yakni PT Candrakarya Multikreasi (CKM) dan PT Gema Lintas Benua (GLB) berlangsung pada 25 Mei 2021. Dengan penyertaan modal saham tersebut, Smartel akan menjadi pemegang saham minoritas, tidak menjadi pemegang saham pengendali, dan tidak menempatkan pengurus di Moratelindo.
Presiden Direktur FREN Merza Fachys mengatakan, kolaborasi dengan Moratelindo merupakan langkah terobosan FREN guna mempercepat persiapan sarana dan prasarana untuk menggelar 5G di Indonesia.
“Moratelindo memiliki banyak sarana dan prasarana yang sudah mereka bangun selama ini,” ujar dia, Jumat (25/6).
Baca Juga: Sarana Menara Nusantara (TOWR) Ekspansi Jaringan Serat Optik, Sambut Teknologi 5G
Sayangnya, Merza belum bisa mengungkap lebih lanjut perihal arah pengembangan 5G oleh FREN. Yang terang, ia menyebut bahwa masih ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh FREN maupun pelau usaha lainnya dalam menghadirkan 5G di dalam negeri.
Menurutnya, tantangan menggelar 5G bukan sekadar membangun infrastruktur base transceiver station (BTS), melainkan juga seluruh sarana dan prasaran penunjangnya harus benar-benar siap sesuai tuntutan 5G.
Di luar itu, FREN juga terus mengembangkan infrastruktur BTS 4G secara gencar. Merza menyebut, sampai akhir tahun 2020 jumlah BTS 4G yang dimiliki oleh FREN mencapai hampir 39.000 unit atau tumbuh 25% dari realisasi di tahun sebelumnya. Manajemen FREN pun mengharapkan adanya pertumbuhan jumlah BTS yang lebih baik di tahun ini.
Dalam berita sebelumnya, FREN mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$ 250 juta—US$ 300 juta di tahun 2021. Capex yang berasal dari kas internal dan pinjaman bank tersebut rencananya dipakai untuk menambah BTS 4G sekitar 4.000 unit.
Penambahan BTS 4G cukup krusial dalam rangka memberikan layanan terbaik kepada para pelanggan melalui koneksi internet yang stabil dan lancar. Apalagi, kebutuhan internet pelanggan FREN meningkat cukup signifikan seiring adanya kegiatan bekerja dan belajar dari rumah di masa pandemi Covid-19.
Tambahan infrastruktur tersebut diharapkan pula bisa memacu pertumbuhan jumlah pelanggan FREN. Saat ini, jumlah pelanggan FREN mencapai lebih dari 28 juta pelanggan. Di tahun 2021, Manajemen FREN menargetkan jumlah pelanggan bisa bertambah menjadi di atas 30 juta pelanggan. “Teknologi 4G tetap memiliki pertumbuhan yang terbesar,” imbuh Merza.
Manajemen FREN juga berharap ekspansi dan strategi bisnis yang dijalankan bisa membuahkan hasil yakni berkurangnya kembali rugi bersih perusahaan di tahun ini.
Sekadar pengingat, per kuartal I-2021, total rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk FREN turun 77,67% (yoy) menjadi Rp 396,82 miliar. Di periode yang sama, pendapatan usaha FREN meningkat 20,60% (yoy) menjadi Rp 2,40 triliun.
Selanjutnya: Lewat anak usahanya, Smartfren (FREN) beli saham Moratelindo senilai Rp 360 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News