kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Smartfren siap investasi US$ 500 juta di 4G


Kamis, 06 November 2014 / 10:50 WIB
Smartfren siap investasi US$ 500 juta di 4G
ILUSTRASI. Jus buah yang bisa membuat kulit lebih bercahaya.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) siap berinvestasi US$ 400 juta hingga US$ 500 juta untuk mengganti teknologi dari code division multiple access (CDMA) ke teknologi 4G frequency division duplex dan time division duplex-long term evolution (FDD-LTE dan TDD-LTE). Investasi ini rencananya siap mengucur mulai 2015 sampai 2016.

Direktur Keuangan Smartfren Telecom Anthony Susilo menyatakan, investasi tersebut di luar biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi. "Untuk dana investasinya kami sedang mencari pinjaman yang bunganya rendah. Kemungkinan bank luar negeri," katanya, Rabu (5/11).

Perseroan akan menggelar TDD LTE di frekuensi 2,3 GHz tahun depan, sementara untuk FDD LTE di 800 MHz masih menunggu detail pematangan rencana kerjasama dengan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL).

Anthony berujar, meski sudah ditandatangani perjanjian kerjasama dengan BTEL pada 30 Oktober 2014, namun perlu ada pembahasan lebih lanjut tentang mekanisme penyertaan saham.  "Nantinya karena jaringan BTEL akan kami kelola, mulai tahun depan kami yang bayar BHP, maka BTEL akan menjadi pemegang saham minoritas Kami, lebih dari 5%. Tapi, kami tidak bisa berbicara lebih lanjut tentang ini," katanya.

Anthony juga enggan mengungkap siapa pemegang saham mayoritas yang akan melepas sahamnya ini.

Saat ini, para pemegang saham mayoritas Smartfren terdiri atas tiga pihak, yakni PT Wahana Inti Nusantara (32,8%), PT Bali Media Telekomunikasi (24,1%), PT Global Nusa Data (24,8%), dan publik (18,28%).

Sementara itu, tahun depan FREN harus siap membayar BHP frekuensi milik BTEL selebar 5MHz dan milik FREN selebar 5MHz sebagai konsekuensi kerjasama tersebut. Pasalnya, FREN akan menjadi penyelenggara jaringan sementara BTEL akan sewa jaringan dari FREN. "Kami akan menarik OWK II (obligasi wajib konversi) sebesar Rp 500 miliar untuk bayar BHP frekuensi ini. Kemarin, kami sudah tarik Rp 1 triliun untuk bayar utang. Total fasilitas OWK II mencapai Rp 9 triliun," katanya.

Dalam jangka panjang, kerjasama ini bakal menguntungkan. Namun, dalam setahun ke depan atau pada masa investasi, rugi bersih akan naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×