kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Smelter HPAL Vale Indonesia (INCO) di Pomalaa Ditargetkan Selesai 2026


Kamis, 30 Maret 2023 / 19:24 WIB
Smelter HPAL Vale Indonesia (INCO) di Pomalaa Ditargetkan Selesai 2026
CEO PT Vale Indonesia Tbk Febriany Edddy di lokasi Taman Kehati Sawerigading Wallacea, yang diresmikan Presiden Jokowi di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan pada Kamis (30/3/2023).


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - SOROWAKO. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. (Huayou) China menjalin kesepakatan dengan produsen mobil global Ford Motor Co untuk menciptakan kolaborasi tiga pihak.

Upaya ini dilakukan untuk memajukan produksi nikel berkelanjutan dan membantu pengembangan baterai kendaraan listrik (EV) lebih terjangkau.

Ketiga perusahaan tersebut melakukan penyertaan modal di Proyek High-Pressure Acid Leach (HPAL) Blok Pomalaa melalui kesepakatan definitif yang juga disaksikan serta dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo, Kamis (30/3).

Febriany Eddy, CEO PT Vale Indonesia menyatakan, perjanjian ini menunjukkan bahwa Perusahaan bukan hanya peduli soal tambang, melainkan juga aspek keberlanjutan lingkungan dan bagaimana Vale melaksanakannya.

“Kami menanamkan standar lingkungan, sosial, dan tata kelola kami ke dalam semua yang kami lakukan, dan hasilnya adalah kolaborasi unik dengan pembuat mobil global Ford dan pemroses mineral global Huayou untuk berinvestasi bersama dalam proyek ini,” jelasnya dalam konferensi pers di Sorowako.

Baca Juga: Jokowi Minta Perusahaan Tambang Tiru Praktik Good Mining Practice Vale Indonesia

Febriany menyatakan, kerja sama global ini sejalan dengan visi Indonesia untuk membangun ekosistem EV domestik dan menjadikan INCO sebagai kontributor penting dalam mengatasi tantangan dekarbonisasi dunia.

Dia optimistis investasi yang akan menghasilkan manfaat ekonomi lokal dan memastikan pemanfaatan sumber daya nikel Indonesia secara optimal.

Asal tahu saja, proyek HPAL Blok Pomalaa akan mengolah bijih yang dipasok oleh Vale Indonesia dari tambang Blok Pomalaa untuk menghasilkan nikel dalam bentuk mixed hydroxide precipitate (MHP).

MHP merupakan produk nikel berbiaya rendah yang digunakan dalam baterai EV dengan katoda yang kaya akan nikel.

Pabrik HPAL ini akan beroperasi di bawah naungan PT Kolaka Nickel Indonesia di Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara dan  dapat menghasilkan hingga 120 kiloton MHP per tahun.

Persiapan lokasi awal Proyek HPAL Blok Pomalaa telah dimulai, dan konstruksi penuh diharapkan dapat dimulai tahun ini. Ditargetkan operasi komersial dimulai pada 2026.

Kolaborasi ini akan menyediakan bahan-bahan penting untuk peralihan industri otomotif ke EV, meningkatkan industri manufaktur EV Indonesia, dan mendukung rencana Ford untuk menghasilkan laju produksi 2 juta EV pada akhir 2026 dan skala lebih lanjut secara bertahap.

Baca Juga: Jokowi Apresiasi Proyek Kerja Sama 4 Negara Bangun Smelter Nikel Senilai Rp 67,5 T

Proyek pemrosesan nikel tiga arah, bersama dengan perjanjian pasokan terpisah yang sedang dikembangkan dengan Ford dan Huayou untuk bahan aktif katoda prekursor yang penting untuk pembuatan baterai lithium-ion secara kolektif akan digabungkan dengan sumber nikel Ford lainnya.

Ini akan berkontribusi secara signifikan untuk mendukung target produksi kendaraan listriknya hingga akhir 2026.

Melansir laman resmi Huayou, setelah proyek ini selesai, Huayou Cobalt akan memasok sekitar 84.000 ton produk bahan baterai setara nikel ke Ford Motor setiap tahunnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×