kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Soal Fluktuasi Harga Avtur, Begini Tanggapan Citilink


Senin, 03 Oktober 2022 / 18:18 WIB
Soal Fluktuasi Harga Avtur, Begini Tanggapan Citilink
ILUSTRASI. Kenaikan harga avtur dapat mempengaruhi beban biaya operasional pesawat hingga 60%


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga avtur bahan bakar pesawat terbang sudah kerap mengalami fluktuasi pada tahun ini.

Berdasarkan dari data Pertamina, harga avtur per 30 September 2022 untuk bandara Soekarno Hatta (CKG) sebelumnya menyentuh angka Rp 15.615 per liter, namun per 3 Oktober harga avtur kembali turun menjadi Rp 15.103 per liternya. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, harga avtur mengalami kenaikan sebesar 64%-70% pada periode yang sama dengan harga Rp 9.199 per liter.

Melihat faktor tersebut, maskapai penerbangan PT Citilink Indonesia masih perlu mengkaji ulang dampak harga avtur dengan tarif tiket pesawat.

Baca Juga: Kehadiran TransNusa Menambah Persaingan Penerbangan LCC di Indonesia

"Citilink perlu melakukan evaluasi dan kajian secara berkala terhadap seluruh penerbangan, termasuk pada kebijakan penetapan harga tiket pesawat dengan selalu mempertimbangkan berbagai faktor diantaranya, biaya avtur, biaya operasional dan lainnya," kata Direktur Utama PT Citilink Indonesia Dewa Kadek Rai kepada KONTAN (3/10).

Sebagai informasi, harga avtur sangat berpengaruh terhadap beban biaya operasional maskapai penerbangan. Kenaikan harga avtur dapat mempengaruhi beban biaya operasional hingga 60%. Hingga saat ini Dewa mengaku perusahaan masih memegang komitmen untuk memberikan harga tiket yang terjangkau untuk para penumpangnya. 

"Citilink berkomitmen untuk menyediakan kebutuhan transportasi udara bagi masyarakat untuk meningkatkan konektivitas antar daerah di Indonesia dengan tetap memprioritaskan kenyamanan, keamanan dan keselamatan serta menyediakan harga tiket yang terjangkau bagi penumpang," lanjut Dewa.

Baca Juga: Citlink Berhasil Menembus 100 Besar Maskapai Terbaik Dunia

Setelah meredanya pandemi, Citilink sudah mulai mengalami kenaikan permintaan tiket pesawat. Dari awal tahun 2022, rata-rata tingkat keterisian atau Seat Load Factor (SLF) penerbangan Citilink sebesar 75%.

"Dari awal tahun 2022 hingga saat ini, rata-rata tingkat keterisian atau SLF penerbangan Citilink sebesar 75%. Pada tahun ini kami memiliki target yang lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya seiring dengan melandainya pandemic COVID-19 dan memulihnya industri penerbangan global dan nasional di era pasca pandemic ini," kata Dewa kepada KONTAN (03/10).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×