Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai dengan saat ini, perkembangan terbaru mengenai holding BUMN Geothermal dan aksi initial public offering (IPO) masih ditunggu-tunggu. Ada tiga BUMN yang akan digabung dalam holding ini, yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT PLN Gas & Geothermal, dan PT Geo Dipa Energi.
Sebelumnya muncul wacana, kalau aksi korporasi IPO PGE akan dilaksanakan pada November 2021. Namun sampai dengan saat ini, kabar terbaru belum kunjung datang.
Saat Kontan.co.id mencoba menanyakan hal ini kepada manajemen PGE yakni Sekretaris Perusahaan Pertamina Geothermal Energy, Muhammad Baron, dia menjawab singkat bahwa saat ini perihal Holding BUMN Geothermal dan IPO masih dalam proses dan pihaknya mengikuti saja arahan share holder. "Semua masih on progress dan kami mengikuti arahan dari share holder," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (2/11).
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno mengatakan, pihaknya belum mendapatkan informasi terbaru mengenai rencana pembentukan holding geothermal maupun aksi korporasi IPO.
Perihal Holding BUMN Geothermal, Eddy bilang, sedang memantau kondisinya. "Memang isu awal merupakan valuasi, tetapi isu berikut terkait dengan siapa yang digunakan sebagai perusahaan yang akan menjadi induk holding," jelasnya.
Baca Juga: Ada opsi dibatalkan, anggota DPR dukung realisasi pembentukan holding BUMN panas bumi
Adapun mengenai aksi korporasi llisting di Bursa Efek Indonesia (BEI), Eddy memaparkan, pembentukan holding akan terlaksana terlebih dahulu sebelum IPO.
Menurut Eddy, bagaimanapun juga akan dilakukan restrukturisasi maupun rekapitalisasi setelah ada nilai tambah yang diperoleh pasca-merger atau pembentukan holding. "Setelah itu, baru dilaksanakan IPO. Baik itu dari holding maupun anak perusahaan, tapi logikanya holding akan di-listing," kata Eddy.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, di pipeline saham Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini terdapat 28 perusahaan yang akan mencatatkan sahamnya di BEI dengan perkiraan dana yang direncanakan sebesar Rp 31,27 triliun.
"Rincian klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017 adalah 3 perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp 50 miliar), 9 perusahaan dengan aset skala menengah (aset antara Rp 50 miliar - Rp 250 miliar), dan 16 perusahaan aset skala besar (di atas Rp 250 miliar)," jelasnya.
Adapun di antara 28 perusahaan tersebut, tiga di antaranya merupakan perusahaan yang berasal dari sektor energi. PGE bergerak di sektor ini. Namun, saat ditanya lebih rinci mengenai apakah PGE merupakan salah satunya? Sampai berita ini terbit, Nyoman belum kunjung memberikan jawaban.
Selanjutnya: Pembentukan BUMN geothermal dalam tahap pembicaraan penggabungan aset PGE dan PLN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News